Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Nabi Sulaiman AS: Pemimpin Bijak dengan Karunia Besar

Kompas.com, 24 Desember 2025, 10:48 WIB
Norma Desvia Rahman,
Farid Assifa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Nabi Sulaiman AS dikenal dalam sejarah kenabian sebagai sosok pemimpin yang dikaruniai keistimewaan luar biasa.

Ia bukan hanya nabi, tetapi juga raja yang memimpin dengan kebijaksanaan. Dalam tradisi Islam, Nabi Sulaiman AS mewarisi kerajaan dari ayahnya, Nabi Daud AS dan menjalankan kekuasaan itu dengan dasar ketakwaan kepada Allah.

Sejak awal kepemimpinannya, Nabi Sulaiman AS menyadari bahwa kekuasaan adalah amanah, bukan tujuan.

Karena itu, ia memohon kepada Allah karunia yang tidak diberikan kepada siapa pun setelahnya, bukan untuk kesombongan, melainkan agar dapat menegakkan keadilan dan kebenaran di muka bumi.Baca juga: Kisah Nabi Shaleh AS: Unta Betina Awal Kehancuran Kaum Tsamud

Kehidupan Istana yang Bersahaja

Meski memimpin kerajaan besar dengan kekayaan melimpah, kehidupan Nabi Sulaiman AS jauh dari kemewahan yang berlebihan.

Ia menjalani peran sebagai raja dengan penuh kesederhanaan dan kehati-hatian. Segala fasilitas kerajaan ia gunakan untuk kemaslahatan rakyat, bukan demi kepentingan pribadi.

Kehidupan istana Nabi Sulaiman AS diwarnai disiplin, keteraturan, dan tanggung jawab. Ia dikenal sebagai pemimpin yang dekat dengan rakyatnya, peka terhadap persoalan kecil, dan tidak membiarkan kekuasaan menjauhkan dirinya dari nilai-nilai ketakwaan.

Perjuangan Menegakkan Keadilan

Dikutip dari buku Kisah Para Nabi karya Ibnu Katsir, sebagai pemimpin, Nabi Sulaiman AS menghadapi beragam tantangan. Ia memimpin manusia, jin, dan makhluk lainnya dalam satu tatanan yang tertib.

Tantangan itu menuntut kebijaksanaan luar biasa, terutama dalam menegakkan keadilan tanpa pandang bulu.

Salah satu kisah yang paling dikenal adalah ketika Nabi Sulaiman AS memberikan keputusan adil dalam sengketa dua perempuan yang memperebutkan seorang bayi.

Dengan kecerdasan dan ketajaman nurani, ia mampu mengungkap kebenaran tanpa menyakiti pihak yang benar.

Kisah ini menggambarkan bahwa keadilan sejati lahir dari kebijaksanaan, bukan sekadar kekuatan hukum.

Baca juga: Kisah Nabi Nuh AS, Ketaatan di Tengah Ejekan dan Penolakan

Mukjizat dan Kekuasaan yang Dikendalikan Iman

Allah menganugerahkan mukjizat yang belum pernah diberikan kepada nabi lain. Nabi Sulaiman AS mampu memahami bahasa hewan, mengendalikan angin, dan memerintah bangsa jin untuk bekerja dalam berbagai proyek pembangunan.

Mukjizat ini menjadi tanda kekuasaan Allah sekaligus ujian bagi Nabi Sulaiman AS dalam menjaga kerendahan hati.

Salah satu peristiwa yang sering dikisahkan adalah pertemuannya dengan Ratu Balqis dari negeri Saba.

Dengan kecerdasan dan strategi dakwah yang halus, Nabi Sulaiman AS menunjukkan bahwa kekuatan iman mampu menundukkan kesombongan duniawi tanpa peperangan.

Peristiwa ini menegaskan bahwa mukjizat sejati tidak hanya terletak pada kekuasaan, tetapi pada kemampuan mengarahkan kekuasaan menuju kebenaran.

Syukur sebagai Pondasi Kepemimpinan

Di balik seluruh karunia itu, Nabi Sulaiman AS dikenal sebagai hamba yang sangat bersyukur. Ia menyadari bahwa segala keistimewaan yang dimilikinya adalah ujian, bukan jaminan keselamatan.

Karena itu, ia senantiasa memohon agar diberi kemampuan untuk mensyukuri nikmat dan beramal saleh.

Doa Nabi Sulaiman AS menjadi cerminan kesadaran spiritual seorang pemimpin besar. Ia tidak meminta tambahan kekuasaan, melainkan kekuatan hati agar tetap berada di jalan Allah.

رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَىٰ وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَدْخِلْنِي بِرَحْمَتِكَ فِي عِبَادِكَ الصَّالِحِينَ

Latin: Robbi awzi'nii an asykuro ni'matakal latii anʼamta 'alayya wa 'alaa waalidayya wa an a'mala shoolihan tardhoohu wa adkhilnii birohmatika fii 'ibaadikash shoolihiin.

Artinya: "Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmatMu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh." (Q.S An-Naml: 19).

Sikap ini menunjukkan bahwa kepemimpinan yang kokoh tidak dibangun di atas ambisi, melainkan pada kesadaran akan keterbatasan manusia di hadapan Tuhan.

Baca juga: Kisah Nabi Musa AS Menurut Al Quran yang Penuh Hikmah

Pelajaran dari Kisah Nabi Sulaiman AS

Kisah Nabi Sulaiman AS mengajarkan bahwa kekuasaan dan iman tidak harus saling meniadakan.

Kepemimpinan yang kuat justru lahir dari keseimbangan antara otoritas dan akhlak. Nabi Sulaiman AS membuktikan bahwa kekayaan, kekuasaan, dan mukjizat dapat berjalan seiring dengan kerendahan hati dan ketaatan.

Di tengah dunia modern yang kerap memisahkan kekuasaan dari nilai moral, kisah Nabi Sulaiman AS relevan sebagai teladan kepemimpinan beretika.

Ia mengingatkan bahwa sebesar apa pun amanah yang diemban, manusia tetaplah hamba yang harus mempertanggungjawabkan setiap keputusan di hadapan Allah.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Baca tentang


Terkini Lainnya
Ada Libur Panjang di Uni Emirat Arab meski Natal Bukan Libur Nasional
Ada Libur Panjang di Uni Emirat Arab meski Natal Bukan Libur Nasional
Aktual
Rais Aam PBNU Miftachul Akhyar Buka Suara soal Pemberhentian Gus Yahya
Rais Aam PBNU Miftachul Akhyar Buka Suara soal Pemberhentian Gus Yahya
Aktual
149.159 Jamaah Lunas, Pelunasan Bipih Haji 2026 Tahap I Resmi Ditutup
149.159 Jamaah Lunas, Pelunasan Bipih Haji 2026 Tahap I Resmi Ditutup
Aktual
Apa Itu Dabbah? Hewan yang Muncul sebagai Pertanda Hari Kiamat
Apa Itu Dabbah? Hewan yang Muncul sebagai Pertanda Hari Kiamat
Doa dan Niat
Doa Perlindungan dari Bencana Hujan Lebat Lengkap dengan Artinya
Doa Perlindungan dari Bencana Hujan Lebat Lengkap dengan Artinya
Doa dan Niat
Jangan Lupa Dibaca! Doa Sebelum Bekerja agar Aktivitas Bernilai Ibadah
Jangan Lupa Dibaca! Doa Sebelum Bekerja agar Aktivitas Bernilai Ibadah
Doa dan Niat
Muazin Masjid Nabawi Syekh Faisal Nauman Wafat, Mengabdi 25 Tahun Kumandangkan Azan
Muazin Masjid Nabawi Syekh Faisal Nauman Wafat, Mengabdi 25 Tahun Kumandangkan Azan
Aktual
Sholat Dhuha: Pengertian, Hukum, Waktu Pelaksanaan, dan Dalil Kesunnahannya
Sholat Dhuha: Pengertian, Hukum, Waktu Pelaksanaan, dan Dalil Kesunnahannya
Aktual
Mengenal Jin Dasim: Perusak Rumah Tangga dan Cara Mengatasinya
Mengenal Jin Dasim: Perusak Rumah Tangga dan Cara Mengatasinya
Doa dan Niat
Kisah Nabi Sulaiman AS: Pemimpin Bijak dengan Karunia Besar
Kisah Nabi Sulaiman AS: Pemimpin Bijak dengan Karunia Besar
Aktual
Kisah Nabi Ayub AS, Ujian Panjang dan Doa Penuh Keyakinan
Kisah Nabi Ayub AS, Ujian Panjang dan Doa Penuh Keyakinan
Aktual
Kisah Umar Bin Khattab, Dari Penentang Menjadi Pembela Islam
Kisah Umar Bin Khattab, Dari Penentang Menjadi Pembela Islam
Aktual
Libur Nataru, Kemenag Siapkan 6.919 Masjid Ramah Pemudik di Seluruh Indonesia
Libur Nataru, Kemenag Siapkan 6.919 Masjid Ramah Pemudik di Seluruh Indonesia
Aktual
KH Ma’ruf Amin Mundur dari Ketua Wantim MUI, Surat Pengunduran Diri Akan Dibahas
KH Ma’ruf Amin Mundur dari Ketua Wantim MUI, Surat Pengunduran Diri Akan Dibahas
Aktual
Alasan KH Ma’ruf Amin Ajukan Pengunduran Diri sebagai Ketua Wantim MUI
Alasan KH Ma’ruf Amin Ajukan Pengunduran Diri sebagai Ketua Wantim MUI
Aktual
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Rp
Minimal apresiasi Rp 5.000
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com