KOMPAS.com - Kisah pasukan bergajah adalah salah satu kisah yang terjadi menjelang kelahiran Rasulullah SAW. Kisah ini mengisahkan tentang serangan pasukan bergajah ke Mekkah yang dipimpin oleh Abrahah.
Adanya kisah penyerangan pasukan bergajah pimpinan Abrahah inilah yang membuat tahun kelahiran Rasulullah SAW disebut dengan tahun gajah.
Baca juga: Kisah Khaulah binti Tsa’labah, Perempuan yang Doanya Diabadikan dalam Al-Qur’an
Dikutip dari Sirah Nabawiyah karya Ibnu Hisyam, Kisah pasukan bergajah bermula ketika Raja Najasyi di Habasyah atau Ethiopia mengirimkan pasukan untuk menyerang Yaman. Pasukan tersebut dipimpin oleh Aryath dan Abrahah.
Setelah berhasil menguasai Yaman, Aryath menjadi penguasa di Yaman. Hal ini memicu kecemburuan Abrahah hingga akhirnya membunuh Aryath. Abrahah kemudian menjadi penguasa Yaman.
Perebutan kekuasaan ini menjadikan Raja Najasyi murka. Namun Abrahah berhasil meredamkannya dengan membangun sebuah tempat ibadah yang besar dan berjanji akan mengalihkan ziarah dari Mekkah ke Yaman.
Rencana Abrahah untuk mengalihkan ziarah dari Mekkah ke Yaman ini didengar oleh seorang warga Mekkah bernama Al Kinani. Ia kemudian menghina bangunan yang dibuat oleh Abrahah dengan cara membuang kotoran di dalamnya.
Perbuatan Al Kinani ini membuat Abrahah murka dan semakin kuat hasratnya untuk menghancurkan Ka’bah di Mekkah.
Abrahah kemudian bergerak ke Mekkah dengan pasukan yang besar. Pasukan itu datang dengan mengendarai gajah sebagai tunggangannya.
Baca juga: Keajaiban Istighfar: Kisah Imam Ahmad dan Penjual Roti
Sesampainya di dekat Mekkah, Abrahah mengirimkan utusannya untuk menemui pemimpin Mekkah yang saat itu dipegang oleh Abdul Muthalib.
Utusan tersebut menyampaikan bahwa kedatangan mereka untuk menghancurkan Ka’bah, bukan untuk berperang. Abdul Muthalib pun menjawab bahwa penduduk Mekkah juga tidak bermaksud melawan.
"Demi Allah, kami tidak ada maksud untuk memerangimu, karena kami tidak mempunyai kekuatan untuk itu. Rumah ini (Ka'bah) adalah Rumah Allah yang suci dan rumah kekasih-Nya, Ibrahim Alaihis-Salam- seperti yang dikatakan Abdul Muththalib. Jika Allah melindunginya, itu karena Ka'bah adalah Rumah-Nya dan rumah suci-Nya. Jika Allah tidak melindunginya, demi Allah, kami tidak mempunyai kekuatan untuk melindunginya," jawab Abdul Muthalib.
Keesokan harinya, Abrahah beserta pasukannya bergerak mendekati Ka’bah. Allah kemudian mengirimkan burung ababil dari arah laut yang membawa tiga batu sebesar kacang adas. Satu di paruh dan dua di kaki. Batu-batu tersebut kemudian dijatuhkan yang membuat pasukan Abrahah kocar-kacir.
Abrahah juga tak luput dari serangan tersebut. Para tentara kemudian menggotong tubuh Abrahah, namun satu per satu bagian tubuh Abrahah terlepas hingga meninggal di Shan’a, Yaman.
Baca juga: Doa Nabi Yunus Lengkap Arab, Latin, Arti, Kisah, dan Keutamaannya
Kisah ini diabadikan dalam Al Quran surat Al Fiil ayat 1-5.
اَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِاَصْحٰبِ الْفِيْلِۗ ١ فَجَعَلَهُمْ كَعَصْفٍ مَّأْكُوْلٍࣖ ٥ وَّاَرْسَلَ عَلَيْهِمْ طَيْرًا اَبَابِيْلَۙ ٣
تَرْمِيْهِمْ بِحِجَارَةٍ مِّنْ سِجِّيْلٍۙ ٤ فَجَعَلَهُمْ كَعَصْفٍ مَّأْكُوْلٍࣖ ٥
Artinya: "Tidakkah engkau (Muhammad) perhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap pasukan bergajah? Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka itu sia-sia? Dan Dia mengirimkan kepada mereka burung yang berbondong-bondong yang melempari mereka dengan batu dari tanah liat yang dibakar sehingga mereka dijadikan-Nya seperti daun-daun yang dimakan (ulat)."
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!