KOMPAS.com-Ketika banjir melanda berbagai wilayah di Indonesia, umat Islam diingatkan kembali akan pentingnya doa sebagai bagian dari ikhtiar spiritual menghadapi bencana.
Dilansir dari Antara, menurut ahli fikih, doa ketika tertimpa musibah banjir sangat dianjurkan dalam syariat Islam.
Selain bentuk tawakal kepada Allah SWT, doa juga menjadi penguat hati agar tetap tabah dan sabar ketika diuji dengan bencana.
Baca juga: Islam Melarang Ghibah dan Membuka Aib, Ini Dalil dan Penjelasan Ulama
Beberapa doa telah diajarkan Rasulullah SAW untuk memohon perlindungan dari hujan deras yang berpotensi menimbulkan bahaya banjir.
Doa ini bukan hanya permohonan keselamatan, tetapi juga pengingat agar manusia senantiasa bersyukur, menjaga lingkungan, serta meningkatkan kepedulian sosial di tengah musibah.
1. Doa ketika tertimpa musibah banjir
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ اللَّهُمَّ أَجُرْنِي فِي مُصِيبَتِي وَأَخْلِفْ لِي خَيْراً مِنْهَا
Latin: Inna lillāhi wa inna ilayhi rājiʿūn, Allāhumma ajurnī fī muṣībatī wa akhlif lī khairan minhā.
Artinya: Sesungguhnya kita milik Allah dan kepada-Nya kita kembali. Ya Allah, berilah aku pahala atas musibah ini dan ganti untukku dengan yang lebih baik darinya. (HR Muslim)
Baca juga: Doa Rasulullah SAW untuk Mengusir Jin yang Diajarkan Malaikat Jibril
اللَّهُمَّ حَوَالَيْنَا وَلَا عَلَيْنَا، اللَّهُمَّ عَلَى الآكَامِ وَالْجِبَالِ وَالظِّرَابِ وَبُطُونِ الْأَوْدِيَةِ وَمَنَابِتِ الشَّجَرِ
Latin: Allāhumma ḥawālainā wa lā ‘alaynā. Allāhumma ‘alal ākāmi wal jibāli, waz zhirābi, wa buṭūnil awdiyati, wa manābitis syajari.
Artinya: Ya Allah, turunkanlah hujan di sekeliling kami, bukan di atas kami. Ya Allah, turunkan hujan ke bukit-bukit, gunung, lereng, lembah, dan tempat tumbuhnya pohon.
اَللَّهُمَّ صَيِّبًا هَنِيًّا وَسَيِّبًا نَافِعًا
Latin: Allāhumma ṣayyiban hanīyya wa sayyiban nāfiʿan.
Artinya: Wahai Tuhanku, jadikanlah hujan ini sebagai hujan yang baik pada akhirnya dan hujan yang membawa manfaat.
Al Quran surat Al-Baqarah ayat 156–157 mengajarkan umat Islam untuk membaca Inna lillahi wa inna ilayhi rājiʿūn ketika ditimpa musibah.
اَلَّذِيْنَ اِذَآ اَصَابَتْهُمْ مُّصِيْبَةٌۗ قَالُوْٓا اِنَّا لِلّٰهِ وَاِنَّآ اِلَيْهِ رٰجِعُوْنَۗ
اُولٰۤىِٕكَ عَلَيْهِمْ صَلَوٰتٌ مِّنْ رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌۗ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُهْتَدُوْنَ
alladzîna idzâ ashâbat-hum mushîbah, qâlû innâ lillâhi wa innâ ilaihi râji‘ûn
ulâ'ika ‘alaihim shalawâtum mir rabbihim wa raḫmah, wa ulâ'ika humul-muhtadûn
(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan “Innā lillāhi wa innā ilaihi rāji‘ūn” (sesungguhnya kami adalah milik Allah dan sesungguhnya hanya kepada-Nya kami akan kembali).
Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhannya dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.
Ayat ini menekankan pentingnya kesabaran, keikhlasan, dan keyakinan bahwa semua yang terjadi adalah ketetapan Allah SWT.
Selain itu, doa yang diajarkan Rasulullah SAW seperti Allāhumma ḥawālainā wa lā ‘alaynā dan Allāhumma ṣayyiban hanīyya wa sayyiban nāfiʿan menjadi panduan agar hujan membawa berkah, bukan bencana.
Baca juga: 5 Cara Mengendalikan Amarah dalam Islam, Lengkap dengan Doa
Musibah banjir mengingatkan manusia bahwa segala sesuatu berada dalam kekuasaan Allah SWT.
Doa menjadi bentuk ikhtiar spiritual yang memperkuat iman, sekaligus memberikan harapan dan ketenangan di tengah cobaan.
Dengan doa, umat Islam tidak hanya memohon perlindungan dan keselamatan, tetapi juga berharap pada keberkahan serta ganti yang lebih baik dari Allah atas setiap musibah yang terjadi.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini