KOMPAS.com - Dosa bukan hanya sekedar catatan amal di tangan malaikat semata. Ia juga perlahan tapi pasti berpengaruh terhadap hati manusia. Semua dosa yang pernah dilakukan akan membekas dalam hati menjadi noktah hitam.
Banyak yang tidak menyadari bahwa dosa mempunyai dampak besar pada kejernihan hati. Setiap dosa akan mengotori hati sehingga lama kelamaan hati akan menjadi gelap dan sulit menerima cahaya ilahi.
Baca juga: Dosa Muslim Meninggalkan Shalat Fardhu Tanpa Rasa Penyesalan
Rasulullah SAW sudah menyampaikan dalam haditsnya bahwa setiap dosa akan dapat mengotori hati manusia.
إِنَّ الْعَبْدَ إِذَا أَخْطَأَ خَطِيئَةً نُكِتَتْ فِى قَلْبِهِ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ فَإِذَا هُوَ نَزَعَ وَاسْتَغْفَرَ وَتَابَ سُقِلَ قَلْبُهُ وَإِنْ عَادَ زِيدَ فِيهَا حَتَّى تَعْلُوَ قَلْبَهُ وَهُوَ الرَّانُ الَّذِى ذَكَرَ اللَّهُ ( كَلاَّ بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ) »
Artinya: “Seorang hamba apabila melakukan suatu kesalahan, maka dititikkan dalam hatinya sebuah titik hitam. Apabila ia meninggalkannya dan meminta ampun serta bertaubat, hatinya dibersihkan. Apabila ia kembali (berbuat maksiat), maka ditambahkan titik hitam tersebut hingga menutupi hatinya." (H.R. At Tirmidzi, Ibnu Majah, Imnu Hibban, dan Ahmad).
Sementara dalam Al Quran dijelaskan:
كَلَّا ۖ بَلْ ۜ رَانَ عَلَىٰ قُلُوبِهِم مَّا كَانُوا۟ يَكْسِبُونَ
Artinya: "Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka." (Q.S. Al Muthaffifin: 14).
Maksud dari apa yang mereka usahakan adalah dosa dan kemaksiatan. Hal itu akan menutupi hati manusia.
Baca juga: Cara Bertaubat Dari Dosa Ghibah Menurut Para Ulama
Hati yang tertutupi oleh maksiat dan dosa akan berdampak buruk bagi manusia. Ibnul Qayyim Al Jauziyyah menyatakan bahwa hati yang tertutupi oleh dosa-dosa yang tidak pernah ditaubati, menyebabkan hati kehilangan kemampuannya untuk menerima cahaya ilahi, yaitu hidayah dan taufik untuk tetap berada di jalan yang lurus dan keimanan yang kuat.
Sementara Hasan Al Bashri menyatakan dosa yang dilakukan terus-menerus akan menutupi hati dan membuatnya tidak bisa menerima kebenaran.
Hati adalah raja bagi manusia. Ia pengatur dan penentu segala aktivitas manusia, baik secara jasmani maupun ruhani.
أَلاَ وَإِنَّ فِى الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ . أَلاَ وَهِىَ الْقَلْبُ
Artinya: “Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati (jantung).” (H.R. Bukhari dan Muslim).
Berdasarkan hadits di atas, maka hati yang terutupi oleh dosa dan kemaksiatan akan menyebabkan manusia semakin jauh dari kebenaran dan petunjuk dari Ilahi. Ia akan semakin sesat dan lebih banyak melakukan dosa dan kemaksiatan.
Baca juga: 3 Dzikir Pendek Penghapus Dosa
Tidak ada cara lain untuk membersihkan hati yang sudah tertutupi oleh dosa dan kemaksiatan, kecuali dengan taubatan nasuha atau taubat yang sungguh-sungguh.
Cara untuk melakukan taubat nasuha ada 4 cara:
1. Benar-benar menyesal atas dosa dan maksiat yang telah dilakukan;
2. Berjanji untuk tidak mengulangi lagi dosa dan maksiat;
3. Meningkatkan ibadah dan memohon ampun kepada Allah SWT;
4. Bila dosa terkait dengan hak sesama manusia, harus meminta maaf dan mengembalikan hak yang telak dirampasnya atau meminta keikhlasannya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang