KOMPAS.com - Abu Lahab menjadi penentang dakwah Nabi Muhammad SAW paling keras semasa hidupnya. Ia beserta istrinya selalu membuat intrik untuk menghancurkan dakwah keponakannya tersebut.
Kisah Abu Lahab dan istrinya diabadikan dalam Al Quran, yaitu surat Al Lahab. Ini menjadi pelajaran bagi orang beriman bahwa pernah ada orang yang bergitu keras menentang dakwah Nabi Muhammad SAW.
Baca juga: Kisah Uwais Al Qarni: Memperoleh Derajat Tinggi karena Berbakti pada Ibu
Dalam surat Al Lahab, digambarkan bagaimana Abu Lahab dan istri akan mendapat celaka dan siksaan keras di akhirat. Namun tidak hanya di akhirat saja Abu Lahab mengalami celaka. Akhir hidupnya pun sangat tragis.
Untuk memahami akhir hidup Abu Lahab, berikut kisahnya seperti dikutip dari buku Sirah Nabawiyah karya Ibnu Hisyam.
Perang pertama umat Islam dan kaum kafir Quraisy terjadi pada bulan Ramadhan tahun kedua hijriah. Pada perang tersebut, Abu Lahab tidak turut serta. Ia sedang mengalami sakit saat itu. Ia mengutus Al Ash bin Hisyam untuk menggantikannya.
Tidak turut sertanya Abu Lahab dalam perang Badar tentu menimbulkan kekecewaan. Namun itu merupakan cara Allah untuk menghinakan Abu Lahab. Jika turut perang Badar, bisa jadi ia tewas seperti halnya Abu Jahal dan Umayyah bin Khalaf.
Orang yang mati di medan perang pastinya disebut sebagai pahlawan bagi kaumnya. Ia juga dianggap mati terhormat.
Baca juga: Kisah Umar bin Khattab: Pemimpin Berani dan Adil dalam Sejarah Islam
Ketika perang Badar usai, Abu Sufyan bin Harits pulang dari medan perang. Abu Lahab kemudian menjumpainya untuk menanyakan kekalahan kaum Musyrikin di perang Badar. Abu Sufyan kemudian menceritakan tentang adanya pasukan dengan pakaian serba putih dan mengendarai kuda belang yang terbang antara langit dan bumi.
Abu Rafi', mantan hamba sahaya Rasulullah yang telah masuk Islam dan menyembunyikan keislamannya mendengar apa yang disampaikan Abu Sufyan. Dengan spontan, ia menyatakan bahwa sosok-sosok tersebut adalah malaikat.
Abu Lahab tak terima dengan pernyataan tersebut dan menyerang Abu Rafi’. Melihat kejadian tersebut, Ummu Fadhl (istri Abbas bin Abdul Muthalib) mengambil sebatang kayu dan memukulkan ke kepala Abu Lahab hingga berlumuran darah.
Baca juga: Kisah Lengkap Nabi Idris AS
Semenjak terkena pukulan itu, Abu Lahab menderita sakit. Berselang tujuh hari, luka tersebut semakin besar dan membusuk. Ia mengeluarkan bau busuk yang menyengat hingga orang-orang menjauhinya.
Bahkan istri yang selama ini setia juga meninggalkannya bersama anak-anaknya. Abu Lahab mengerang kesakitan sendirian hingga akhirnya menghembuskan nafas terakhir. Ia mati dalam keadaan terhina dan sendirian.
Demikianlah akhir kehidupan tragis gembong kaum musyrikin Quraisy. Semoga menjadi pelajaran berharga.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang