Penulis
KOMPAS.com - Sedekah dan bayar utang adalah dua amalan utama. Jika harus memilih, mana yang harus didahulukan? Membayar utang atau bersdekeh. Ada yang berpendapat bahwa dengan sedekah rejeki menjadi lancar sehingga utang bisa dibayarkan. Benarkah demikian?
Islam adalah agama yang mengatur segala hal. Dalam Islam ada prioritas yang harus didahulukan. Sesuatu yang wajib tentu harus didahulukan daripada sunnah. Terkait dengan sedekah dan utang, berikut jawaban lengkapnya.
Baca juga: Apa Saja Azab Tidak Bayar Utang? Ini Penjelasan Menurut Syariat
Jika harus memilih antara bayar utang terlebih dahulu atau bersedekah. Maka jawabannya adalah membayar utang harus didahulukan. Mengapa demikian? Karena membayar utang hukumnya wajib sedangkan bersedekah hukumnya sunnah.
Imam Jalaludin As Suyuthi dalam kitab Al Asybah wa An Nazair menyampaikan bahwa amalan wajib lebih utama daripada amalan sunnah.
Sementara Ibnu Hajar Al Asqalani dalam kitab Fathul Baari' menjelaskan bahwa siapa yang tersibukkan dengan yang wajib dari yang sunnah dialah orang yang patut diberi udzur. Sedangkan siapa yang tersibukkan dengan yang sunnah sehingga melalaikan yang wajib, maka dialah orang yang benar-benar tertipu.
Dari penjelasan ulama ini jelas bahwa bayar utang harus didahulukan.
Baca juga: Tidak Mau Membayar Utang: Dosa Besar yang Sering Diremehkan
Utang dalam Islam bukan perkara sepele. Utang akan dibawa sampai mati dan akan dipertanggungjawabkan di akhirat. Bahkan orang yang mati syahid diampuni semua kesalahannya kecuali utangnya.
يُغْفَرُ لِلشَّهِيدِ كُلُّ ذَنْبٍ إِلاَّ الدَّيْنَ
Artinya: “Semua dosa orang yang mati syahid akan diampuni kecuali hutang.” (H.R. Muslim).
Perkara utang akan dituntut sampai ke akhirat jika tidak dilunasi di dunia atau tiak diikhlaskan oleh orang yang mengutanginya.
مَنْ مَاتَ وَعَلَيْهِ دَيْنٌ ، فَلَيْسَ ثَمَّ دِيْنَارٌ وَلاَ دِرْهَمٌ ، وَلَكِنَّهَا الْحَسَنَاتُ وَالسَّيِّئَاتُ
Artinya: “Barangsiapa yang mati dalam keadaan masih punya utang, maka kelak (di hari kiamat) tidak ada dinar dan dirham untuk melunasinya. Namun yang ada hanyalah kebaikan atau keburukan (untuk melunasinya).” (H.R. Ibnu Majah).
Dari penjelasan ini jelas bahwa membayar utang adalah perkara yang wajib dilakukan.
Baca juga: Hukum Sengaja Tidak Mau Membayar Utang dalam Islam
Sedekah juga merupakan amalan yang utama. Dengan sedekah, Allah SWT akan memberikan kelancaran dalam urusan rezeki. Sehingga amalan sedekah menjadi salah satu amalan utama yang banyak dilakukan umat Islam.
Lantas bagaimana caranya bersedekah tetapi masih punya utang? Dalam hal ini harus ditinjau kemampuan membayar utangnya.
Meskipun punya utang, asalkan belum jatuh tempo dan mempunyai uang yang cukup untuk membayar utang, maka sedekah boleh dilakukan. Atau sedekah tetap boleh dilakukan dalam jumlah kecil yang tidak menganggu pembayaran utang.
Baca juga: Doa Pelunas Utang Lengkap dari Rasulullah SAW dan Para Sahabat
Berdasarkan pembahasan di atas, membayar utang harus didahulukan daripada bersedekah. Membayar utang hukumnya wajib sedangkan bersedekah hukumnya sunnah.
Ketika ingin bersedekah walaupun masih punya utang, syaratnya utang belum jatuh tempo dan ada kecukupan uang untuk membayar utang meskipun sebagian disedekahkan.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang