KOMPAS.com - Secara bahasa adzan berarti panggilan atau pemberitahuan. Sedangkan secara istilah, adzan adalah lafadz-lafadz tertentu yang disyariatkan, dilakukan pada waktu-waktu tertentu sebagai pemberitahuan bahwa waktu sholat telah tiba.
Sedangkan Muadzin adalah orang yang mengumandangkan adzan. Syarat menjadi muadzin adalah laki-laki, berakal, baligh atau sudah dewasa, mengetahui waktu sholat, dan hendaknya bersuara keras dan merdu.
Baca juga: Bacaan Adzan Subuh: Arab, Latin, Arti, dan Cara Menjawabnya
Hukum dari mengumandangkan adzan adalah fardhu kifayah, artinya, jika sudah ada yang menyerukan adzan, maka gugurlah kewajiban muslim lainnya. Adapun mengenai kewajiban untuk menyeru adzan ini, diperintahkan dalam hadits Rasulullah SAW berikut:
“Jika telah tiba waktu sholat, hendaklah salah satu di antara kalian beradzan dan hendaklah orang yang paling bagus bacaannya diantara kalian menjadi imam.” (H.R. Muslim).
Arab:
(٢x) اَللهُ اَكْبَرُ،اَللهُ اَكْبَرُ
(٢x) أَشْهَدُ اَنْ لاَ إِلٰهَ إِلَّااللهُ
(٢x) اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ
(٢x) حَيَّ عَلَى الصَّلاَةِ
(٢x) حَيَّ عَلَى الْفَلاَحِ
(١x) اَللهُ اَكْبَرُ ،اَللهُ اَكْبَرُ
(١x) لَا إِلَهَ إِلَّااللهُ
Latin:
Allaahu Akbar, Allaahu Akbar (2x)
Asyhadu allaa illaaha illallaah (2x)
Asyhadu anna Muhammadar rasuulullah. (2x)
Hayya 'alashsholaah (2x)
Hayya 'alalfalaah (2x)
Allaahu Akbar, Allaahu Akbar (1x)
Laa ilaaha illallaah (1x)
Artinya:
Allah Maha Besar
Aku menyaksikan bahwa tiada Tuhan selain Allah
Aku menyaksikan bahwa nabi Muhammad itu adalah utusan Allah
Marilah sholat
Marilah menuju kepada kejayaan
Allah Maha Besar
Tiada Tuhan selain Allah.
Baca juga: Doa Setelah Adzan: Bacaan Lengkap dan Keutamaannya
Arab:
اَللهُ اَكْبَرُ،اَللهُ اَكْبَرُ
أَشْهَدُ اَنْ لاَ إِلٰهَ إِلَّااللهُ
اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ
حَيَّ عَلَى الصَّلاَةِ
حَيَّ عَلَى الْفَلاَحِ
قَدْ قَامَتِ الصَّلَاةِ (٢x)
اَللهُ اَكْبَرُ ،اَللهُ اَكْبَرُ
لَا إِلَهَ إِلَّااللهُ
Latin:
Allaahu Akbar, Allaahu Akbar
Asyhadu allaa illaaha illallaah
Asyhadu anna Muhammadar rasuulullah
Hayya 'alashsholaah
Hayya 'alalfalaah
Qod qoomatish sholaah (2x)
Allaahu Akbar, Allaahu Akbar
Laa ilaaha illallaah
Artinya:
Allah Maha Besar
Aku menyaksikan bahwa tiada Tuhan selain Allah
Aku menyaksikan bahwa nabi Muhammad itu adalah utusan Allah
Marilah sholat
Marilah menuju kepada kejayaan
Sungguh sholat telah ditegakkan
Allah Maha Besar
Tiada Tuhan selain Allah.
Baca juga: Bacaan Sholawat Tarhim: Arab, Latin, dan Terjemahannya
Berikut beberapa keutamaan menjadi muadzin:
Allah SWT berfirman: “Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya Aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?" (Q.S. Fushilat: 33).
Menurut Aisyah RA., yang dimaksudkan pada ayat di atas adalah para muadzin yang mengumandangkan adzan.
Sesungguhnya adzan yang dikumandangkan oleh muadzin akan didengarkan oleh semua makhluk Allah dan mereka akan menjadi saksi bagi muadzin yang mengumandangkannya pada hari kiamat.
Rasulullah SAW bersabda: “Suaranya (muadzin) tidaklah didengar oleh pohon, lumpur (tanah liat), batu, jin, dan manusia kecuali bersaksi untuknya.” (H.R. Ibnu Khuzaimah).
Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat kepada (orang-orang yang berdiri di) shaf depan, dan muadzin diampuni sejauh jangkauan suaranya, dan yang mendengarnya baik yang basah maupun yang kering membenarkannya dam dia mendapatkan pahala (seperti) orang yang sholat berjamaah bersamanya.” (H.R. Ahmad dan An Nasai).
Dalam sebuah haditsnya, Rasulullah SAW bersabda: “Para muadzin adalah golongan manusia yang paling panjang lehernya di hari kiamat.” (H.R. Muslim).
Dalam menafsirkan hadits di atas, beberapa ulama mempunyai beberapa pendapat yang berbeda. Ada sebagian ulama yang menafsirkan secara tekstual, bahwa para muadzin mempunyai leher yang panjang pada hari kiamat.
Sebagian lain menafisirkan secara kias, bahwa yang dimaksud panjang lehernya adalah pada hari kiamat ketika manusia berkeringat dan tergenang oleh keringatnya sendiri, ada yang sampai mata kaki, pinggang, mulut, bahkan ada yang tenggelam oleh keringatnya sendiri. Namun para muadzin akan diselamatkan oleh Allah dari hal tersebut (tenggelam dalam keringatnya).
Baca juga: Bacaan Sholawat Jibril: Arab, Latin, Arti, dan Keutamaannya
Abdullah ibnu Mas’ud RA. berkata: "Ketika kami bersama Rasulullah SAW dalam suatu perjalanan tiba-tiba kami mendengar muadzin sedang menucapkan “Allahu akbar, Allahu akbar” maka berkatalah Nabi SAW: “dalam keadaan fitrah”. Lalu muadzin mengucapkan “Asyhadu anlaa ilaaha illallaah” maka Nabi SAW bersabda: “keluar dari neraka” maka kami bergegas (untuk melihat siapa gerangan orang itu), ternyata dia adalah seorang penggembala yang menjumpai waktu sholat, lalu ia kumandangkan adzan.” (H.R. Ahmad).
Dari ibnu Abi Aufa RA., bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya hamba-hamba Allah yang terpilih adalah orang-orang yang menjaga matahari, bulan, dan bintang gemintang untuk dzikir kepada Allah Ta’ala.” (H.R. At Thabrani, Al Bazzar, dan Al Hakim).
Pengertian dari menjaga matahari, bulan, dan bintang gemintang untuk dzikir kepada Allah Ta’ala adalah menentukan waktu-waktu sholat kemudian mengumandangkan adzan untuk menyeru orang agar melaksanakan ibadah tersebut.
Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa mengumandangkan adzan selama dua belas tahun, maka surga wajib baginya dan ditulis untuknya enam puluh kebaikan dengan adzannya setiap hari dan dengan iqamatnya tiga puluh kebaikan.” (HR. Ibnu Majah, Ad Daruquthni, dan Al Hakim)
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!