KOMPAS.com - Hari kelahiran Nabi Muhammad SAW diperingati setiap tanggal 12 Rabiul Awal. Untuk tahun 2025 peringatan Maulid jatuh pada hari Jumat, 5 September 2025.
Bagi yang mendapatkan tugas untuk memberi sambutan atau pidato saat peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, contoh pidato di bawah ini bisa dijadikan referensi.
Baca juga: Sholawat Munjiyat: Arab, Latin, Arti, dan Keutamaannya
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
بِسْمِ اللهِ، والْحَمْدُ للهِ، الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ، وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالَاهُ
Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam yang tidak pernah henti-hentinya memberikan berbagai kenikmatan kepada kita semua.
Sholawat dan salam kita haturkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari jalan kegelapan menuju cahaya keimanan.
Baca juga: Meneladani Rasulullah SAW: Bersikap Lemah Lembut
Hadirin Rahimakumullah,
Pada peringatan Maulid Nabi ini marilah kita berusaha untuk meneladani Rasulullah Muhammad SAW, dalam segala sisi kehidupan. Karena sesungguhnya Rasulullah merupakan pribadi teladan.
Allah SWT berfirman:
لَّقَدْ كَانَ لَكُمْ فِى رَسُولِ ٱللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُوا۟ ٱللَّهَ وَٱلْيَوْمَ ٱلْءَاخِرَ وَذَكَرَ ٱللَّهَ كَثِيرًا
Artinya: "Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah." (Q.S. Al Ahzab: 21).
Kita bisa mulai meneladani Rasulullah SAW dengan semakin meningkatkan ketaatan kita kepada Allah SWT dalam hal ibadah.
Baca juga: Kisah Pasukan Bergajah Menjelang Lahirnya Rasulullah SAW
Rasulullah SAW sudah dijamin masuk surga oleh Allah SWT, namun tetap melaksanakan ibadah dengan sungguh-sungguh dan sepenuh hati.
عَنِ الْمُغِيرَةِ بْنِ شُعْبَةَ أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- صَلَّى حَتَّى انْتَفَخَتْ قَدَمَاهُ فَقِيلَ لَهُ أَتَكَلَّفُ هَذَا وَقَدْ غَفَرَ اللَّهُ لَكَ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ فَقَالَ « أَفَلاَ أَكُونُ عَبْدًا شَكُورًا ». رواه مسلم.
artinya: "Dari Mughirah bin Syu’bah, bahwasannya Nabi saw. melaksanakan sholat hingga kedua mata kakinya bengkak. Lalu dikatakan kepadanya, “Mengapa engkau membebani dirimu, padahal Allah telah mengampuni dosamu yang lalu dan yang akan datang?” Beliau menjawab, “Bukankah seharusnya aku menjadi hamba yang banyak bersyukur?.” (H.R. Muslim).
Rasulullah tetap melaksanakan ibadah dengan sungguh-sungguh sebagai bentuk rasa syukur atas segala nikmat yang diberikan Allah SWT.
Hadirin Rahimakumullah,
Dalam kehidupan ini kita juga selalu mendapatkan berbagai limpahan nikmat dari Allah yang terkadang tidak kita sadari.
Nikmat iman, nikmat sehat, nikmat waktu luang, nikmat rezeki, dan berbagai nikmat lain harusnya menjadikan kita pribadi yang selalu bersyukur kepada Allah SWT.
Syukur itu bisa diwujudkan dalam bentuk dengan semakin sungguh-sungguh melaksanakan ibadah seperti halnya Rasulullah SAW.
Baca juga: Bacaan Sholawat Tarhim: Arab, Latin, dan Terjemahannya
Mudah-mudahan Allah memberikan hidayah dan taufiknya kepada kita untuk bisa meneladani Rasulullah SAW, khususnya dalam hal ibadah sehingga Allah SWT akan memberikan kita rahmat dan memasukkan kita ke dalam surga pada akhirnya nanti.
Demikian yang bisa saya sampaikan. Kalau ada kebenaran datangnya dari Allah SWT dan bila ada kesalahan datangnya dari kebodohan saya sendiri.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!