KOMPAS.com - Kikir adalah salah satu sifat tercela yang harus dijauhi. Kikir disebut juga bakhil atau pelit. Dalam bahasa Arab, kikir disebut bakhil. Istilah ini berasal dari akar kata 'بَخَلَ' (bakhala) yang artinya menahan atau menyimpan sesuatu dengan enggan memberikannya.
Orang kikir adalah orang yang enggan mengeluarkan hartanya untuk berbagai keperluan, bahkan terkadang untuk dirinya sendiri. Ia menahan atau menyimpan harta dan terus mengumpulkan atau menumpuk-numpuknya.
Baca juga: Bacaan Doa Agar Terhindar dari Maksiat Lengkap dengan Artinya
Sifat kikir dilarang dalam Islam. Hal ini sebagaimana ditegaskan Allah SWT dalam firman-Nya.
وَلَا يَحْسَبَنَّ ٱلَّذِينَ يَبْخَلُونَ بِمَآ ءَاتَىٰهُمُ ٱللَّهُ مِن فَضْلِهِۦ هُوَ خَيْرًا لَّهُم ۖ بَلْ هُوَ شَرٌّ لَّهُمْ ۖ سَيُطَوَّقُونَ مَا بَخِلُوا۟ بِهِۦ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ ۗ وَلِلَّهِ مِيرَٰثُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۗ وَٱللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
Artinya: "Sekali-kali janganlah orang-orang yang kikir dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka, bahwa kekikiran itu baik bagi mereka. Sebenarnya kekikiran itu adalah buruk bagi mereka.
Harta yang mereka kikirkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan." (Q.S. Ali Imran: 180).
Dalam ayat lain disampaikan:
هَا أَنْتُمْ هَٰؤُلَاءِ تُدْعَوْنَ لِتُنْفِقُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَمِنْكُمْ مَنْ يَبْخَلُ ۖ وَمَنْ يَبْخَلْ فَإِنَّمَا يَبْخَلُ عَنْ نَفْسِهِ ۚ وَاللَّهُ الْغَنِيُّ وَأَنْتُمُ الْفُقَرَاءُ ۚ وَإِنْ تَتَوَلَّوْا يَسْتَبْدِلْ قَوْمًا غَيْرَكُمْ ثُمَّ لَا يَكُونُوا أَمْثَالَكُمْ
Artinya: “Ingatlah, kalian adalah orang-orang yang diminta untuk menafkahkan sebagian harta kalian di jalan Allah, namun di antara kalian terdapat orang-orang yang bakhil (kikir).
Siapa pun yang bersikap bakhil (kikir), maka sesungguhnya ia bakhil (kikir) terhadap dirinya sendiri, sebab Allah Maha Kaya dan kalian adalah orang-orang miskin.” (Q.S. Muhammad: 38).
Baca juga: Kumpulan Hadits Pendek tentang Akhlak Mulia Lengkap dengan Artinya
Sementara dalam hadits Nabi Muhammad SAW dijelaskan:
وَاتَّقُوا الشُّحَّ فَإِنَّ الشُّحَّ أَهْلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ حَمَلَهُمْ عَلَى أَنْ سَفَكُوا دِمَاءَهُمْ وَاسْتَحَلُّوا مَحَارِمَهُمْ
Artinya: “Hati-hatilah kalian dari sifat bakhil sesungguhnya sifat ini telah membinasakan orang-orang sebelum kalian. Yang mendorong mereka untuk rela menumpahkan darah serta menghalalkan segala perkara yang diharamkan.“ (H.R. Muslim).
Kerasnya larangan sifat kikir menunjukkan bahwa sifat kikir menimbulkan dampak buruk terhadap seseorang, baik bagi diri maupun keimanannya.
Dalam surat Ali Imran ayat 180, disebutkan bahwa harta orang yang kikir akan dikalungkan di hari kiamat. Penjelasan dalam hadits Nabi Muhammad SAW, harta orang yang kikir akan berubah menjadi ular yang akan menjadi siksaan baginya.
مَنْ آتَاهُ اللَّهُ مَالًا فَلَمْ يُؤَدِّ زَكَاتَهُ مُثِّلَ لَهُ مَالُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ شُجَاعًا أَقْرَعَ لَهُ زَبِيبَتَانِ يُطَوَّقُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ثُمَّ يَأْخُذُ بِلِهْزِمَتَيْهِ يَعْنِي بِشِدْقَيْهِ ثُمَّ يَقُولُ أَنَا مَالُكَ أَنَا كَنْزُكَ ثُمَّ تَلَا
Artinya: “Barangsiapa yang telah Allah datangkan padanya kekayaan lalu dirinya enggan mengeluarkan zakatnya. Maka akan dijadikan kelak pada hari kaimat harta tersebut baginya seekor ular yang berkepada botak dengan dua lidah yang berbisa kemudian mengejarnya, sambil mematuki dengan mulutnya sembari berkata, “Akulah hartamu, akulah simpananmu“..." (H.R. Bukhari dan Muslim).
Baca juga: 10 Dampak Maksiat Terhadap Kehidupan Menurut Ibnul Qayyim Al Jauziyah
وَمَن يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِۦ فَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ
Artinya: "...Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang orang yang beruntung." (Q.S. Al Hasyr: 9).
Orang yang dihindarkan dari sifat kikir merupakan orang yang beruntung. Sebaliknya, orang yang mempunyai sifat kikir berarti termasuk orang yang merugi, baik di dunia maupun di akhirat.
Di dunia, orang yang kikir tidak akan dapat menikmati hartanya, sementara di akhirat, hartanya akan menjadi siksa baginya.
Seseorang yang besifat kikir menunjukkan lemahnya iman, bahkan iman itu sudah hilang darinya. Dalam hadits Nabi Muhammad SAW disampaikan:
لَا يَجْتَمِعُ شُحٌّ وَإِيمَانٌ فِي قَلْبِ رَجُلٍ مسلم
Artinya: “Tidaklah mungkin akan terkumpul dalam hati seorang muslim antara keimanan dan sifat bakhil (kikir).“ (H.R. Ahmad).
Berdasarkan hadits Nabi Muhammad SAW, sifat kikir menimbulkan kecemburuan sosial sehingga terjadi permusuhan dan perselisihan yang dapat menyebabkan pertumpahan darah dan menghalalkan perkara yang haram, seperti penjarahan, perampokan, dan pembunuhan.
“Hati-hatilah kalian dari sifat bakhil sesungguhnya sifat ini telah membinasakan orang-orang sebelum kalian. Yang mendorong mereka untuk rela menumpahkan darah serta menghalalkan segala perkara yang diharamkan.“ (H.R. Muslim).
Baca juga: Nasehat Ibrahim bin Adham agar Berhenti dari Maksiat
Menurut Imam Ghazali, sifat kikir timbul karena dua faktor, yaitu:
1. Cinta akan kesenangan (dunia), yang tidak mungkin dicapai kecuali dengan harta dan banyaknya keinginan;
2. Cinta kepada harta dan merasakan nikmat dengan adanya harta tersebut, walaupun ia mengetahui harta yang dimilikinya melebihi kadar kebutuhan hidupnya.
Sementara cara terlepas dari sifat kikit adalah dengan mengobati penyebabnya.
1. Cinta akan kesenangan dunia dapat diobati dengan bersikap qana’ah atau merasa cukup dengan sesuatu yang telah dihasilkannya dan dengan bersabar.
2. Banyaknya keinginan atau harapan di dunia, dapat diobati dengan memperbanyak mengingat kematian, serta melakukan muhasabah (intropeksi diri) bahwa setiap orang pasti akan mati. Harta yang dikumpulkan hanya akan ditinggal mati, kecuali yang diinfakkan di jalan Allah SWT.
Demikianlah pembahasan mengenai sifat kikir. Semoga umat Islam terhindar dari sifat tercela ini.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang