KOMPAS.com - Mencium anak dalam Islam merupakan sebuah bentuk ekspresi kasih sayang kepada anak. Intensitas mencium anak biasanya sering dilakukan ketika anak masih kecil. Hal ini dapat memperkuat mental anak karena merasakan kasih sayang dari orang tuanya.
Nabi Muhammad SAW juga memerintahkan untuk mencium anak sebagaimana disampaikan dalam haditsnya.
Baca juga: Adab-adab Bertetangga dalam Islam Lengkap dengan Dalilnya
قَبَّلَ النَّبِىُّ صلى الله عليه وسلم الْحَسَنَ بْنَ عَلِىٍّ ، وَعِنْدَهُ الأقْرَعُ بْنُ حَابِسٍ التَّمِيمِىُّ جَالِسًا ، فَقَالَ الأقْرَعُ : إِنَّ لِى عَشَرَةً مِنَ الْوَلَدِ مَا قَبَّلْتُ مِنْهُمْ أَحَدًا ، فَنَظَرَ إِلَيْهِ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم، ثُمَّ قَالَ : مَنْ لا يَرْحَمُ لا يُرْحَمُ
Artinya: “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mencium Hasan bin Ali, dan di sisi beliau ada Al Aqra’ bin Haabis yang sedang duduk. Maka Al Aqra’ berkata, ‘Aku memiliki sepuluh anak, tidak satu pun dari mereka yang pernah kucium.’ Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat kepadanya lalu bersabda, ‘Barang siapa tidak menyayangi, maka ia tidak akan disayangi.’” (H.R. Bukhari dan Muslim).
Berdasarkan hadits di atas, mencium anak, khususnya ketika masih kecil dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW. Inti dari mencium anak-anak adalah sebagai bentuk kasih sayang. Orang tua yang sama sekali tidak pernah mencium anak-anaknya dianggap sebagai kurang kasih sayang terhadap anak.
Ada dua riwayat yang menunjukkan bagaimana Nabi Muhammad SAW dan Abu Bakar memberikan contoh mengekspresikan kasih sayang dengan mencium anak-anaknya.
كانت إذا دخَلَتْ عليه قام إليها ، فأخَذَ بيدِها وقبَّلَها وأَجْلَسَها في مجلسِه ، وكان إذا دخَلَ عليها قامت إليه ، فأَخَذَتْ بيدِه فقَبَّلَتْه وأَجَلَسَتْه في مجلسِها
Artinya: "Jika Fatimah datang menemui Rasulullah, maka Rasulullah pun berdiri, meraih tangannya, menciumnya dan mendudukkannya di tempat duduknya. Dan jika Rasulullah datang menemuinya, maka Fatimah pun meraih tangan beliau, menciumnya dan mendudukkannya di tempat duduknya.” (H.R. Abu Daud).
Baca juga: Adab-adab Membaca Al Quran yang Perlu Diperhatikan
Sementara dalam riwayat lain disebutkan:
فَدَخَلْتُ مع أبِي بَكْرٍ علَى أهْلِهِ، فإذا عائِشَةُ ابْنَتُهُ مُضْطَجِعَةٌ قدْ أصابَتْها حُمَّى، فَرَأَيْتُ أباها فَقَبَّلَ خَدَّها وقالَ: كيفَ أنْتِ يا بُنَيَّةُ
Artinya: “Aku (Al Barra') masuk ke rumahnya Abu Bakar bersama beliau. Ketika itu, ada putri beliau, Aisyah, sedang berbaring di tempat tidur karena sakit demam. Maka aku melihat Abu Bakar mencium pipinya Aisyah dan Abu Bakar berkata: bagaimana kabarmu wahai putriku?” (H.R. Al Bukhari).
Berdasarkan dua hadits di atas, maka mencium anak bisa dilakukan dengan mencium tangannya sebagaimana dicontohkan Nabi Muhammad SAW atau ketika anak masih kecil, maka boleh mencium pipinya sebagaimana dilakukan Abu Bakar Ash Shiddiq.
Dari hadits-hadits yang ada tentang mencium anak, maka yang dianjurkan adalah mencium anak sendiri sebagai bentuk kasih sayang. Tidak ada riwayat yang menunjukkan bolehnya mencium anak orang lain.
Oleh karena itu, hendaknya setiap muslim membatasi diri untuk tidak melakukan apa yang tidak dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW dalam mengekspresikan kasih sayang kepada anak.
Ketika seseorang mencium anak orang lain, meskipun masih kecil, terkadang hal tersebut membuat orang tua tidak berkenan dan bisa menimbulkan fitnah sehingga hal ini sebaiknya dihindari.
Baca juga: 6 Adab Bangun Tidur Sesuai Tuntunan Rasulullah SAW, Bisa Diamalkan Setiap Hari
Imam Nawawi dalam Al Majmu‘ Syarh Al Muhadzdzab menjelaskan bahwa mencium pipi anak kecil, baik anak laki-laki maupun anak perempuan, serta bagian tubuh lainnya dengan niat kasih sayang, kelembutan, dan cinta kekerabatan, maka hukumnya sunnah.
Syaikh Musthafa Al Adawi dalam kitab Fiqhu At Ta’amul Ma’al Walidain menjelaskan dibolehkan anak perempuan mencium ayahnya atau ayah mencium anak perempuannya, jika aman dari fitnah (godaan syahwat). Adapun jika berpotensi menimbulkan fitnah (godaan syahwat) maka Allah tidak menyukai semua bentuk kerusakan.
Ibnu Muflih dalam kitab Al Adabus Syar’iyyah menyatakan tidak boleh sama sekali mencium anak di bibir mereka. Hendaknya mencium kening atau kepala mereka.”
Demikianlah penjelasan mengenai etika mencium anak dalam Islam. Semoga bermanfaat.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang