Editor
KOMPAS.com — Kesepakatan islah yang dicapai dalam Rapat Konsultasi Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Kamis (25/12/2025), belum serta-merta mengubah struktur kepengurusan PBNU yang telah ditetapkan sebelumnya.
Hingga kini, status Wakil Ketua Umum PBNU KH Zulfa Mustofa sebagai Penjabat (Pj) Ketua Umum PBNU masih tetap berlaku secara organisatoris.
Hal tersebut ditegaskan Rais ‘Aam PBNU KH Miftachul Akhyar yang mengungkapkan bahwa struktur kepengurusan PBNU masih merujuk pada hasil rapat pleno PBNU yang digelar di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Selasa (9/12/2025).
Baca juga: Islah di Lirboyo: PBNU Sepakat Gelar Muktamar Ke-35 Secepatnya, Konflik Internal Berakhir
“Keputusan pleno itu kan belum dinasakh, belum diralat. Jadi masih berlaku,” ujar Miftachul Akhyar kepada wartawan usai doa bersama PBNU di Masjid Raya KH Hasyim Asy’ari, Jumat (26/12/2025).
Miftachul Akhyar juga mengaku telah berkomunikasi langsung dengan Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf menyusul dinamika yang berkembang pascapenetapan Pj Ketua Umum PBNU.
Ia menyampaikan agar Gus Yahya tidak menanggapi keputusan pleno tersebut secara emosional.
“Sudah saya sampaikan. Sampeyan jangan tersinggung. Kalau pleno ini belum berubah, ya menunggu pleno berikutnya,” kata Miftachul Akhyar.
Menurutnya, apabila terdapat keberatan atas hasil rapat pleno, mekanisme organisasi telah menyediakan jalur penyelesaian yang jelas melalui rapat pleno selanjutnya.
Selama belum ada keputusan resmi yang membatalkan atau merevisi hasil pleno, maka keputusan tersebut tetap sah dan mengikat.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, PBNU menetapkan KH Zulfa Mustofa sebagai Pj Ketua Umum PBNU berdasarkan hasil rapat pleno yang dipimpin Rais Syuriyah PBNU Mohammad Nuh.
Rapat tersebut digelar tanpa kehadiran Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf.
Mohammad Nuh menjelaskan, penunjukan Zulfa Mustofa dimaksudkan untuk menjaga kesinambungan kepemimpinan PBNU hingga pelaksanaan Muktamar NU pada 2026 mendatang.
“Beliau akan menjalankan tugas sebagai pejabat Ketua Umum sampai Muktamar NU yang insyaallah dilaksanakan tahun 2026,” ujar Mohammad Nuh dalam konferensi pers.
Sementara itu, rapat konsultasi di Lirboyo menandai babak baru penyelesaian konflik internal PBNU. Forum yang dihadiri jajaran Syuriyah, Tanfidziyah, dan para Mustasyar PBNU tersebut secara mufakat memutuskan agar Muktamar Ke-35 NU diselenggarakan secepat-cepatnya sebagai jalan islah dan pemulihan keutuhan jam’iyyah.
Baca juga: Rais Aam dan Ketum PBNU Sepakat Muktamar, Islah di Lirboyo Tercapai
Kesepakatan Lirboyo juga menegaskan bahwa Muktamar Ke-35 NU akan diselenggarakan secara bersama oleh Rais ‘Aam PBNU KH Miftachul Akhyar dan Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf, dengan melibatkan Mustasyar PBNU serta para sesepuh NU.
Keputusan ini telah dikonfirmasi oleh Katib Syuriyah PBNU Gus Aunulloh Ala Habib.
“Sepakat Muktamar bersama Rois Aam dan Ketum Kiai Yahya,” ujar Gus Aun.
Dengan demikian, meski islah antara Rais ‘Aam dan Ketua Umum PBNU telah tercapai di Lirboyo, secara struktural kepemimpinan PBNU masih berjalan berdasarkan hasil rapat pleno sebelumnya, termasuk penetapan KH Zulfa Mustofa sebagai Pj Ketua Umum, hingga ada keputusan organisasi berikutnya melalui forum resmi PBNU.
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Rais Aam Sudah Komunikasi dengan Gus Yahya soal Struktur PBNU: Sampeyan Jangan Tersinggung
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang