KOMPAS.com - Surat Al Hujurat adalah surat ke-49 dalam Al Quran. Surat ini tergolong surat Madaniyah, terdiri dari 18 ayat. Surat ini berisi tentang adab-adab yang harus diperhatikan dalam kehidupan.
Al Hujurat artinya kamar atau ruangan. Nama surat ini diambil dari ayat keempat yang didalamnya memuat kata hujurat. Yang dimaksud kamar disini adalah kamarnya Rasulullah Muhammad SAW.
Dimana beberapa memanggil Rasulullah SAW dengan keras dari luar kamar Beliau. Padahal yang lebih utama adalah bersuara lemah lembut dan bersabar sampai Rasulullah SAW keluar menemui mereka.
Salah satu adab yang penting diperhatikan disampaikan dalam ayat ke-12 dari surat Al Hujurat. Pada ayat ini disampaikan 3 larangan yang harus ditinggalkan, yaitu suudzon, tajassus, dan ghibah.
Baca juga: Ayat Kursi: Teks Arab, Latin, dan Arti Beserta Keutamaannya
اَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِّۖ اِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ اِثْمٌ وَّلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًاۗ اَيُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَۗ اِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ ١٢
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah banyak prasangka! Sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa. Janganlah mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Bertakwalah kepada Allah! Sesungguhnya Allah Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang.”
Tiga larangan yang terdapat dalam Surat Al Hujurat ayat 12 adalah sebagai berikut:
Allah memerintahkan manusia untuk menjauh banyak prasangka, terutama prasangka buruk (suudzon) karena suudzon termasuk dosa. Sementara ada dzon atau prasangka yang diperbolehkan, yaitu khusnudzon atau berprasangka baik.
Prasangka buruk adalah berpikiran negatif terhadap orang lain tanpa ada bukti-bukti yang jelas. Suudzon dapat merusak hubungan dengan orang lain, menimbulkan fitnah, dan menimbulkan permusuhan.
Apabila muncul prasangka-prasangka kepada orang lain, sebaiknya dilakukan tabayun atau klarifikasi sehingga prasangka-prasangka tersebut akan sirna.
Baca juga: Adab Berhubungan Suami Istri dalam Islam
Tajassus adalah mencari-cari kesalahan, keburukan, dan aib orang lain. Imam Ath Thabari dalam tafsirnya menyatakan: “Janganlah sebagian kamu mencari-cari keburukan orang lain, dan janganlah menyelidiki rahasia-rahasianya untuk mencari keburukan-keburukannya.
Hendaklah kamu menerima urusannya yang nampak bagi kamu, dengan yang tampak itu hendaknya kamu memuji atau mencela, bukan dengan rahasia-rahasianya yang tidak kamu ketahui.”
Dalam haditsnya Rasulullah SAW juga melarang tajassus.
إِنَّكَ إِنِ اتَّبَعْتَ عَوْرَاتِ النَّاسِ أَفْسَدْتَهُمْ، أَوْ كِدْتَ أَنْ تُفْسِدَهُمْ
Artinya: “Jika engkau mencari-cari keburukan-keburukan orang, engkau telah merusakan mereka atau engkau hampir merusak mereka.” (H.R. Abu Dawud).
Tajassus diperbolehkan dalam rangka menangani kejahatan seseorang untuk mencari bukti atau saksi.
Baca juga: 5 Ayat Al Quran tentang Larangan Berbuat Kerusakan di Muka Bumi
Ghibah artinya menggunjing, yaitu membicarakan sesuatu yang ada pada orang lain ketika yang dibicarakan tidak ada.
Dalam surat Al Hujurat ayat 12, ghibah disamakan dengan memakan bangkai saudaranya yang telah meninggal. Tentu ini merupakan sesuatu yang sangat menjijikkan.
Rasulullah Muhammad SAW dalam haditsnya menjelaskan tentang makna ghibah.
أَتَدْرُونَ مَا الْغِيبَةُ قَالُوا اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ قَالَ ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ قِيلَ أَفَرَأَيْتَ إِنْ كَانَ فِي أَخِي مَا أَقُولُ قَالَ إِنْ كَانَ فِيهِ مَا تَقُولُ فَقَدْ اغْتَبْتَهُ وَإِنْ لَمْ يَكُنْ فِيهِ فَقَدْ بَهَتَّهُ
Artinya: “Tahukah kamu, apakah ghibah itu?” Para sahabat menjawab; ‘Allah dan Rasul-Nya lebih tahu.’ Kemudian Rasulullah SAW bersabda: ‘Ghibah adalah kamu membicarakan saudaramu mengenai sesuatu yang tidak ia sukai.’ Seseorang bertanya; ‘Ya Rasulullah, bagaimanakah menurut engkau apabila orang yang saya bicarakan itu memang sesuai dengan yang saya ucapkan? ‘ Beliau berkata: ‘Apabila benar apa yang kamu bicarakan itu ada padanya, maka berarti kamu telah menggunjingnya. Dan apabila yang kamu bicarakan itu tidak ada padanya, maka berarti kamu telah membuat-buat kebohongan terhadapnya.” (H.R. Bukhari dan Muslim).
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini