KOMPAS.com - Uwais Al Qarni adalah seorang pemuda yang luar biasanya. Ia orang yang sangat sederhana namun mempunyai derajat yang tinggi di sisi Allah SWT. Namanya bahkan disebut oleh Rasulullah SAW dalam haditsnya, meskipun belum pernah berjumpa dengannya.
Uwais Al Qarni termasuk generasi Tabi'in, meski masih mendapati Rasulullah SAW hidup, Uwais Al Qarni belum pernah berjumpa dengan Sang Nabi. Itulah sebabnya ia masuk generasi Tabi'in.
Untuk mengetahui mengapa Uwais Al Qarni mempunyai derajat yang tinggi, berikut kisah hidupnya.
Baca juga: Sirah Nabawiyah: Kisah Hidup Nabi Muhammad SAW dari Lahir hingga Wafat
Uwais Al Qarni adalah seorang pemuda yang berasal dari daerah Qarn, Yaman. Nama lengkapnya adalah Uwais bin Amir, namun ia lebih dikenal sebagai Uwais Al Qarni, yang artinya Uwais dari Qarn. Ia berasal dari Kabilah Murad di Yaman.
Uwais hidup bersama ibunya, sang ayah sudah meninggal dunia. Uwais pernah mengalami penyakit sopak atu vitiligo, yaitu bercak putih pada kulit. Penyakit itu akhirnya sembuh berkat doanya, namun masih menyisakan satu bercak di lengan sebesar koin.
Sisa penyakit sopak tersebut ditakdirkan Allah SWT bukan tanpa alasan. Sisa penyakit itu sebagai tanda yang Allah berikan agar ia bisa dikenali para Sahabat. Sebab Rasulullah SAW pernah menyampaikan hadits mengenai Uwais Al Qarni dengan ciri punya bekas penyakit sopak sebesar koin.
Uwais hidup sederhana bersama ibunya yang sudah tua. Setiap hari ia bekerja untuk menghidupi diri dan ibunya.
Baca juga: Kisah Mush’ab bin Umair: Pemuda yang Rela Meninggalkan Kemewahan Dunia
Uwais Al Qarni mempunyai derajat tinggi di sisi Allah SWT karena ia berbakti kepada ibunya yang sudah tua. Sang ibu mempunyai keinginan untuk bisa menunaikan ibadah haji sebelum meninggal dunia.
Permintaan sang ibu ini adalah permintaan yang berat, mengingat sang ibu sudah tua dan tidak bisa mengadakan perjalanan untuk menunaikan ibadah haji. Namun Uwais Al Qarni tetap ingin mewujudkan impian terakhir sang Ibu.
Maka ketika mendekati Musim Haji, Uwais Al Qarni mengajak ibunya untuk mengadakan perjalanan ke Mekkah guna menunaikan ibadah haji. Kondisi ibunya yang sudah renta, menjadikan Uwais Al Qarni menggendong ibunya dalam perjalanan tersebut.
Perjalanan jauh dari Yaman ke Mekkah dengan menggendong sang Ibu inilah yang menjadi salah satu sebab Uwais Al Qarni mempunyai derajat tinggi di hadapan Allah SWT. Selain itu, Uwais Al Qarni adalah pemuda yang tawadhu' dan tekun beribadah.
Bentuk tawadhu' Uwais Al Qarni ditunjukkan ketika hendak pergi ke Irak. Saat itu Umar bin Khattab menawari Uwais Al Qarni untuk mendapat perlakuan khusus. Umar hendak menulis surat untuk penguasa Irak agar Uwais diperlakukan istimewa.
Tawaran Khalifah Umar bin Khattab itu pun ditolaknya. Ia lebih memilih menjadi orang sederhana yang tak dikenal.
Baca juga: Kisah Usamah bin Zaid: Panglima Perang Termuda dalam Sejarah Islam
Berikut ini hadits tentang keutamaan Uwais Al Qarni.
إِنَّ خَيْرَ التَّابِعِينَ رَجُلٌ يُقَالُ لَهُ أُوَيْسٌ وَلَهُ وَالِدَةٌ وَكَانَ بِهِ بَيَاضٌ فَمُرُوهُ فَلْيَسْتَغْفِرْ لَكُمْ
Artinya: “Sesungguhnya tabi’in yang terbaik adalah seorang pria yang bernama . Uwais. Ia memiliki seorang ibu dan dulunya berpenyakit kulit (tubuhnya ada putih-putih). Perintahkanlah padanya untuk meminta ampun untuk kalian.” (H.R. Muslim).
Sementara dalam hadits lain disebutkan:
قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ « يَأْتِى عَلَيْكُمْ أُوَيْسُ بْنُ عَامِرٍ مَعَ أَمْدَادِ أَهْلِ الْيَمَنِ مِنْ مُرَادٍ ثُمَّ مِنْ قَرَنٍ كَانَ بِهِ بَرَصٌ فَبَرَأَ مِنْهُ إِلاَّ مَوْضِعَ دِرْهَمٍ لَهُ وَالِدَةٌ هُوَ بِهَا بَرٌّ لَوْ أَقْسَمَ عَلَى اللَّهِ لأَبَرَّهُ فَإِنِ اسْتَطَعْتَ أَنْ يَسْتَغْفِرَ لَكَ فَافْعَلْ ». فَاسْتَغْفِرْ لِى. فَاسْتَغْفَرَ لَهُ. فَقَالَ لَهُ عُمَرُ أَيْنَ تُرِيدُ قَالَ الْكُوفَةَ. قَالَ أَلاَ أَكْتُبُ لَكَ إِلَى عَامِلِهَا قَالَ أَكُونُ فِى غَبْرَاءِ النَّاسِ أَحَبُّ إِلَىَّ
Artinya: "Umar berkata, “Aku sendiri pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Nanti akan datang seseorang bernama Uwais bin ‘Amir bersama serombongan pasukan dari Yaman. Ia berasal dari Murad kemudian dari Qarn.
Baca juga: Kisah Hasan Al Bashri Memberi Hadiah Orang yang Menjelek-jelekkannya
Ia memiliki penyakit kulit kemudian sembuh darinya kecuali bagian satu dirham. Ia punya seorang ibu dan sangat berbakti padanya. Seandainya ia mau bersumpah pada Allah, maka akan diperkenankan yang ia pinta. Jika engkau mampu agar ia meminta pada Allah supaya engkau diampuni, mintalah padanya.” (H.R. Muslim).
Keutamaan Uwais Al Qarni adalah dinyatakan sebagai generasi Tabi'in terbaik dan doanya mustajab. Hal ini didapatkan karena baktinya kepada sang Ibu dan sikap tawadhu'nya terhadap dunia.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang