Editor
KOMPAS.com — Warga Nahdlatul Ulama (NU) dari berbagai latar belakang akan berkumpul dalam Musyawarah Besar Warga NU 2025 yang digelar di Ciganjur, Jakarta Selatan, pada Minggu, 21 Desember 2025.
Forum ini dirancang sebagai ruang terbuka dan independen bagi warga NU untuk menyuarakan kegelisahan, gagasan, serta pandangan mengenai arah gerakan NU ke depan.
Musyawarah Besar Warga NU 2025 mengusung tema “Mengembalikan NU pada Jamaah untuk Kemaslahatan Bangsa dan Kelestarian Alam.”
Baca juga: Kaleidoskop 2025: Kisruh Internal PBNU, Pemakzulan Gus Yahya
Tema tersebut menegaskan bahwa masa depan NU merupakan urusan seluruh jemaah, sehingga diperlukan ruang partisipatif bagi warga NU untuk menyampaikan aspirasi secara kolektif dan terbuka.
Forum ini bertujuan mempertemukan berbagai inisiatif, gerakan, serta pemikiran warga NU dalam satu wadah musyawarah.
Melalui dialog dan pertukaran gagasan, peserta diharapkan dapat merumuskan sikap bersama sekaligus menawarkan arah strategis NU sebagai bagian dari kekuatan masyarakat sipil di Indonesia.
Dalam surat undangan dan dikonfirmasi ulang Kompas.com ke salah satu panitia, Ahmad Agus Fajari, Selasa (16/12/2025), Musyawarah Besar Warga NU 2025 akan berlangsung di kediaman KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan Nyai Sinta Abdurrahman Wahid di Ciganjur, Jakarta Selatan, mulai pukul 09.00 hingga 17.00 WIB.
Lokasi ini dipilih sebagai simbol nilai-nilai kebangsaan, kemanusiaan, dan keterbukaan yang selama ini menjadi warisan pemikiran Gus Dur.
Sejumlah agenda strategis akan dibahas dalam forum ini. Di antaranya adalah prinsip dan etika dalam pengembangan serta pelaksanaan program, nilai-nilai etis dalam tata kelola organisasi, hingga rekomendasi untuk mendorong kemandirian dan kemaslahatan jam’iyah serta jamaah NU.
Selain itu, musyawarah ini juga akan menjadi momentum soft-launch platform Kawal NU, sebuah inisiatif untuk memperkuat partisipasi dan pengawasan warga terhadap dinamika organisasi NU.
Peserta Musyawarah Besar Warga NU 2025 berasal dari berbagai kalangan warga NU, mulai dari agamawan, intelektual, aktivis, santri, petani, buruh, nelayan, budayawan, pengusaha, kaum muda, hingga pengurus struktural NU.
Keberagaman latar belakang ini diharapkan memperkaya diskusi dan menghasilkan rekomendasi yang berpihak pada kepentingan jamaah.
Musyawarah Besar Warga NU 2025 berada di bawah pelindung Nyai Shinta Nuriyah Abdurrahman Wahid (istri mendiang Gus Dur), dr Umar Wahid, Lukman Hakim Saifuddin, dan Prof Mahfud MD.
Adapun jajaran penyelenggara terdiri dari sejumlah aktivis NU, antara lain Abd A’la, Ahmad Munjid, Alissa Wahid, Badriyah Fayumi, Farha Ciciek, Hairus Salim, Hakim Jayli, Helmi Ali Yafie, Iklilah Muzayyanah, Inaya Wahid, Marzuki Wahid, Masruhah, Maya Fitria, Mayadina, Nur Rofiah, dan Rindang Farihah.
Baca juga: Hari Pertama Kerja, Pj Ketum PBNU KH Zulfa Klaim NU Sudah Normal
Melalui Musyawarah Besar Warga NU 2025, para penyelenggara berharap terbangun ruang dialog yang sehat dan inklusif, sekaligus lahir rekomendasi strategis untuk memperkuat peran NU dalam menjaga kemaslahatan bangsa dan kelestarian alam di tengah tantangan zaman.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang