Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Perang Badar, Perang Besar Pertama Umat Islam

Kompas.com, 25 September 2025, 13:52 WIB
Agus Susanto

Penulis

KOMPAS.com - Dalam sejarah perkembangan Islam, Perang Badar menjadi perang pertama yang dialami umat Islam. Persiapan perang Umat Islam terjadi ketika Allah SWT sudah mengijinkan umat Islam untuk berperang.

Ijin berperang ini disampaikan Allah SWT dalam Al Quran surat Al Hajj ayat 30.

ذَٰلِكَ وَمَن يُعَظِّمْ حُرُمَٰتِ ٱللَّهِ فَهُوَ خَيْرٌ لَّهُۥ عِندَ رَبِّهِۦ ۗ وَأُحِلَّتْ لَكُمُ ٱلْأَنْعَٰمُ إِلَّا مَا يُتْلَىٰ عَلَيْكُمْ ۖ فَٱجْتَنِبُوا۟ ٱلرِّجْسَ مِنَ ٱلْأَوْثَٰنِ وَٱجْتَنِبُوا۟ قَوْلَ ٱلزُّورِ

Artinya: "Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan apa-apa yang terhormat di sisi Allah maka itu adalah lebih baik baginya di sisi Tuhannya. Dan telah dihalalkan bagi kamu semua binatang ternak, terkecuali yang diterangkan kepadamu keharamannya, maka jauhilah olehmu berhala-berhala yang najis itu dan jauhilah perkataan-perkataan dusta."

Baca juga: Fathu Makkah: Penaklukan Kota Mekkah Tanpa Pertumpahan Darah

Perang-perang Kecil Sebelum Perang Badar

Sebelum terjadinya perang Badar, setidaknya ada 4 perang kecil yang terjadi dan Nabi Muhammad SAW turut serta di dalamnya, yaitu perang Waddan atau perang ‘Abwa, perang Buwath, perang Safwan atau perang Badar pertama, dan perang Usyairah.

Perang Waddan dipimpin langsung Nabi Muhammad SAW beserta 70 pasukan. Sementara perang Buwath juga dipimpin Nabi Muhammad SAW dengan 200 pasukan untuk mencegat kafilah Umayyah bin Khalaf dengan 100 personil. Tidak ada kontak senjata dalam perang ini karena kafilah Umayyah bin Khalaf sudah berlalu.

Sementara perang Safwan dikenal sebagai perang Badar pertama. Nabi Muhammad SAW memimpin 70 Sahabat untuk menghadapi Kirz bin Jabir yang melakukan penyerangan di sebuah peternakan di Madinah. Sayangnya, Nabi Muhammad SAW tidak menemukan pasukan tersebut setelah tiba.

Sedangkan pada perang Usyairah, Nabi Muhammad SAW memimpin 150 pasukan untuk menghadang kafilah Quraisy. Tidak terjadi kontak senjata pada perang ini, namun Nabi Muhammad SAW berhasil menjalin sekutu dengan Bani Mudlij dan Bani Dhamrah.

Terjadinya Perang Badar

Perang Badar terjadi pada bulan Ramadhan tahun 2 H. Saat itu Nabi Muhammad SAW mendengar kedatangan kafilah dagang Abu Sufyan dengan 40 personil dan berbagai kekayaan yang dibawa.

Mengetahui hal tersebut, Nabi Muhammad SAW bersabda: "Inilah kafilah dagang Quraisy. Di dalamnya adalah harta kekayaan mereka. Oleh sebab itu, pergilah kalian kepada mereka! Semoga Allah memberikan kekayaan mereka kepada kalian!"

Berita ini sampai di telinga Abu Sufyan sehingga ia mengutus Dhamdham bin Amr untuk meminta bantuan ke Mekkah. Orang-orang Quraisy pun bersiap-siap menuju ke Badar.

Jumlah pasukan kaum Quraisy diperkirakan berjumlah sekitar 1000 orang. Hal ini terlihat dari konsumsi yang dihabiskan setiap harinya, yaitu 9-10 ekor kambing.

Nabi Muhammad SAW berangkat bersama 313 pasukan dengan kendaraan 70 ekor unta yang dikendarai secara bergantian. Panji perang berwarna putih dipegang oleh Mush’ab bin Umair, sementara ada dua panji hitam lainnya yang dipegang oleh Ali bin Abi Thalib dan Saad bin Muadz.

Baca juga: Kisah Perjalanan Hijrah Nabi Muhammad SAW ke Madinah

Pasukan Nabi Muhammad SAW pada awalnya ke Badar untuk mencegah rombongan Abu Sufyan dan kafilahnya. Namun nyatanya Abu Sufyan mampu lolos dan kembali ke Mekkah. Ia kemudian menyurati orang-orang Quraisy untuk kembali, namun Abu Jahal menolaknya. Ia tetap menuju Badar untuk menunjukkan kekuatan mereka.

"Demi Allah, kita tidak akan kembali pulang hingga kita sampai di Badar. Badar saat itu merupakan salah satu tempat pertemuan orang-orang Arab, di sana ada pasar tahunan dan kita tinggal di sana selama tiga hari. Di sana kita memotong unta, memberi makan orang-orang, minum minuman keras, budak-budak wanita bernyanyi untuk kita, orang-orang Arab mendengar kita, perjalanan dan kekompakan kita, agar selamanya mereka takut kepada kita. Terus sajalah kalian berangkat," Ujar Abu Jahal.

Dalam perjalanan menuju lembah Badar, pasukan Nabi Muhammad SAW bergerak dengan lancer sementara pasukan Quraisy tersendat oleh adanya hujan. Pasukan Nabi Muhammad SAW kemudian berhenti di dekat sumber air.

Seorang sahabat bernama Al Hubab bin Muhdzir bertanya kepada Nabi Muhammad SAW, “Wahai Rasulullah, apakah ini telah ditentukan Allah sehingga kita tidak boleh memajukan atau mengundurkannya. Ataukah tempat ini hanya sebuah strategi dan taktik perang semata?"

Nabi Muhammad SAW menjawab bahwa hal itu adalah strategi. Al Hubab kemudian mengusulkan agar pasukan Nabi Muhammad SAW berhenti di dekat sumber air orang-orang Quraisy dan menutupnya sehingga mereka tidak mendapatkan akses air.

Saran itu disetujui Nabi Muhammad SAW. Praktis kaum muslimin menguasai sumber air di Perang Badar.

Perang Badar akhirnya pecah pada hari Jumat pagi tanggal 17 Ramadhan. Perang diawali duel antara tiga orang Quraisy, yaitu Utbah bin Rabi’ah, Syaibah bin Rabi’ah, dan Al Walid bin Utbah. Mereka berhadapan dengan Ubaidah bin Harits, Hamzah bin Abdul Muthalib, dan Ali bin Abu Thalib.

Hamzah berhasil membunuh Syaibah dengan mudah, demikian pula Ali yang berhadapan dengan Al Walid bin Utbah. Sementara pertarungan antara Ubaidah bin Harits dan Utbah bin Rabi’ah berjalan imbang. Hamzah dan Ali akhirnya membantu Ubaidah mengalahkan Utbah.

Baca juga: Kisah Pengepungan Rumah Nabi Muhammad SAW Sebelum Hijrah

Kemenangan Pertama Umat Islam

Dalam perang Badar, jumlah pasukan yang tidak berimbang tidak menjadikan umat Islam gentar. Jumlah pasukan kaum musyrikin Mekkah yang tiga kali lipat pasukan umat Islam menjadikan semangat juang umat Islam meningkat.

Pada perang tersebut, Allah menurunkan bantuan dengan menurunkan para malaikatnya. Hal ini disampaikan dalam surat Al Anfal ayat 9.

إِذْ تَسْتَغِيثُونَ رَبَّكُمْ فَٱسْتَجَابَ لَكُمْ أَنِّى مُمِدُّكُم بِأَلْفٍ مِّنَ ٱلْمَلَٰٓئِكَةِ مُرْدِفِينَ

Artinya: "(Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu: "Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepada kamu dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut".

Perang ini dimenangkan oleh umat Islam. Sebanyak 14 orang syahid dari pihak umat Islam. Sementara dari pihak kaum musyrikin Quraisy, diperkirakan ada 70 orang tewas dan 70 orang lainnya ditangkap sebagai tawanan.

Doa Nabi Muhammad SAW Saat Perang Badar

Ketika melihat jumlah pasukan kaum musyrikin Quraisy yang berjumlah tiga kali lipat dari pasukan umat Islam, Nabi Muhammad SAW kemudian menengadahkan tangannya dan berdoa kepada Allah SWT.

Arab:

اللَّهُمَّ أَنْجِزْ لِي مَا وَعَدْتَنِي، اللَّهُمَّ آتِ مَا وَعَدْتَنِي، اللَّهُمَّ إِنْ تَهْلِكُ هَذِهِ الْعِصَابَةَ مِنْ أَهْلِ الْإِسْلَامِ لَا تَعْبُدُ فِي الْأَرْضِ

Latin:

Allaahumma anjizlii maa wa'adtanii, allaahumma aati maa wa 'adtani, allaahuma intahliku hadzihil 'ishoobata min ahlil islaami laa ta'budu fil ardhi.

Artinya:

Ya Allah selamatkan kami sebagaimana yang Engkau janjikan. Ya Allah berikanlah bantuan kepada kami sebagaimana yang telah dijanjikan. Ya Allah, seandainya Engkau binasakan umat islam pada peperangan ini, niscaya tidak ada lagi orang yang akan menyembah-Mu.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Kalender 2026 Lengkap: Cek Tanggal Merah, Libur Nasional, hingga Penanggalan Hijriyah dan Jawa
Kalender 2026 Lengkap: Cek Tanggal Merah, Libur Nasional, hingga Penanggalan Hijriyah dan Jawa
Aktual
Gagal Terbang di Jeddah, Jamaah Umrah Indonesia Dapat Pendampingan Kemenhaj
Gagal Terbang di Jeddah, Jamaah Umrah Indonesia Dapat Pendampingan Kemenhaj
Aktual
Kemenhaj Beri Relaksasi Pelunasan Bipih bagi Jamaah Haji Terdampak Bencana Sumatera
Kemenhaj Beri Relaksasi Pelunasan Bipih bagi Jamaah Haji Terdampak Bencana Sumatera
Aktual
MUI Kaji Surat Pengunduran Diri Ma’ruf Amin dari Ketua Wantim
MUI Kaji Surat Pengunduran Diri Ma’ruf Amin dari Ketua Wantim
Aktual
Doa Agar Dipertemukan dengan Bulan Ramadhann Lengkap dengan Artinya
Doa Agar Dipertemukan dengan Bulan Ramadhann Lengkap dengan Artinya
Doa dan Niat
Shalat Tahajud Tanpa Tidur, Bolehkah? Simak Penjelasannya
Shalat Tahajud Tanpa Tidur, Bolehkah? Simak Penjelasannya
Doa dan Niat
Hitung Mundur Puasa Ramadhan 2026, Berapa Hari Lagi?
Hitung Mundur Puasa Ramadhan 2026, Berapa Hari Lagi?
Doa dan Niat
Benarkah Waktu Maghrib Setan Mulai Menyebar? Ini Penjelasan Islam
Benarkah Waktu Maghrib Setan Mulai Menyebar? Ini Penjelasan Islam
Aktual
Insiden di Masjidil Haram, Petugas Keamanan Terluka Saat Gagalkan Upaya Melompat
Insiden di Masjidil Haram, Petugas Keamanan Terluka Saat Gagalkan Upaya Melompat
Aktual
Tata Cara Qadha Puasa Ramadhan Bagi Ibu Hamil dan Menyusui
Tata Cara Qadha Puasa Ramadhan Bagi Ibu Hamil dan Menyusui
Doa dan Niat
Menag Nasaruddin Umar Ajak Akhir Tahun Diisi Refleksi Spiritual dan Penguatan Kebangsaan
Menag Nasaruddin Umar Ajak Akhir Tahun Diisi Refleksi Spiritual dan Penguatan Kebangsaan
Aktual
Masjidil Haram Sediakan Layanan Tahalul Gratis di Pelataran
Masjidil Haram Sediakan Layanan Tahalul Gratis di Pelataran
Aktual
Masjid Megah di Bogor Dibangun Singkat, Hanya 8 Bulan dan Siap Dipakai
Masjid Megah di Bogor Dibangun Singkat, Hanya 8 Bulan dan Siap Dipakai
Aktual
Ribuan Warga Aceh Doa Bersama Kenang Tsunami dan Banjir, UAS Singgung Kerusakan Lingkungan
Ribuan Warga Aceh Doa Bersama Kenang Tsunami dan Banjir, UAS Singgung Kerusakan Lingkungan
Aktual
Dana Kotak Amal Jumat di Perlis Malaysia Disalurkan untuk Aceh
Dana Kotak Amal Jumat di Perlis Malaysia Disalurkan untuk Aceh
Aktual
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Rp
Minimal apresiasi Rp 5.000
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com