KOMPAS.com - Thaharah adalah salah satu terminologi kata dalam Islam. Thaharah biasanya diletakkan pada bab pertama dalam kitab-kitab Fikih. Hal ini karena thaharah menjadi syarat sah dalam mengerjakan beberapa ibadah.
Lantas apa pengertian thaharah dan hal-hal yang terkait dengannya? Berikut penjelasan lengkapnya.
Baca juga: Wudhu dalam Islam: Syarat Sah Sholat, Tata Cara, dan Dalil Lengkap
Imam Nawawi dalam kitab Al Majmu’ menyatakan bahwa thaharah secara bahasa berarti suci dan bersih dari hadats. Sedangkan menurut istilah thaharah artinya menghilangkan hadats dan najis.
Dalam pengertian lain, thaharah adalah membersihkan diri, pakaian, dan tempat dari najis dan hadats, sehingga diperbolehkan melakukan ibadah yang disyaratkan harus dalam keadaan suci.
Sementara menurut Dr. Said bin Ali bin Wahf Al Qahthani dalam kitab Shalatul Mu'min, menyatakan bahwa thaharah berarti membersihkan diri dari berbagai kotoran, baik yang hissiyyah (kasat mata) maupun yang ma'nawiyyah (tidak kasat mata).
Baca juga: Tata Cara Tayamum Lengkap dengan Bacaan Niatnya
Najis dan hadats adalah dua hal yang menyebabkan seorang muslim diwajibkan melaksanakan thaharah.
Najis adalah segala sesuatu yang dianggap kotor dan tidak suci menurut syariat Islam. Yang termasuk najis adalah kencing, kotoran manusia, kotoran hewan, ai liur anjing, darah, nanah, dan bangkai.
Sedangkan Hadats adalah keadaan tidak suci pada diri seorang muslim yang menghalangi sahnya suatu ibadah. Hadats meliputi hadats kecil, yaitu kentut dan hadats besar, yaitu keadaan junub (keluar sperma, berhubungan badan, haid, nifas, dan melahirkan).
Dari definisi thaharah, dapat diketahui bahwa untuk melakukan thaharah memerlukan media. Islam telah menetapkan beberapa alat dan media yang bisa digunakan untuk bersuci, yaitu:
Air adalah media utama untuk melaksanakan thaharah atau bersuci. Air yang bisa digunakan untuk bersuci adalah air yang suci dan mensucikan.
Baca juga: Panduan Mandi Wajib: Niat, Rukun, dan Cara Lengkap agar Sah Menurut Islam
Ketika tidak ada air, maka media yang digunakan untuk bersuci adalah debu. Debu bisa digunakan untuk menghilangkan najis dan hadats.
Batu bisa digunakan sebagai alat untuk thaharah, yaitu membersihkan Najis setelah buang kotoran, baik buang air kecil maupun buang air besar.
Ada beberapa cara untuk melaksanakan thaharah dalam Islam, yaitu:
Wudhu adalah bersuci dengan menggunakan air untuk membasuh anggota tubuh tertentu, yaitu wajah, tangan, kepala, dan kaki dengan tata cara tertentu dan niat untuk berwudhu. Tujuan berwudhu adalah untuk menghilangkan hadats kecil.
Baca juga: Bolehkah Mandi Wajib Tanpa Menggunakan Sabun dan Shampo?
Tayamum adalah bersuci dengan menggunakan debu. Caranya adalah dengan mengusap muka and telapak tangan. Tayamum bisa digunakan untuk membersihkan hadats kecil maupun hadats besar ketika tidak ada air.
Istinja’ adalah membersihkan qubul (kemaluan) dan dubur (anus) dari kotoran setelah buang air kecil dan buang air besar menggunakan media air, batu, maupun benda lainnya yang bisa digunakan untuk membersihkan keduanya.
Mandi adalah membersihkan badan dengan cara mengguyur seluruh badan dengan air. Mandi bisa dilaksanakan untuk menghilangkan hadats besar, yaitu disebut dengan mandi wajib yang dilakukan dengan tata cara tertentu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.