KOMPAS.com-Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) bersilaturahim ke Kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Jalan Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (11/8/2025).
Kunjungan tersebut dipimpin oleh Deputi Pelaporan dan Pengawasan Kepatuhan PPATK Fithriadi Muslim.
Rombongan PPATK diterima oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) MUI Amirsyah Tambunan yang didampingi Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah KH Arif Fahruddin.
Baca juga: Uang Rp 300 Juta Milik Ketua MUI Diblokir PPATK, Begini Ceritanya
Amirsyah menyambut baik kunjungan PPATK ke Kantor MUI.
Pertemuan berlangsung tertutup dengan suasana hangat dan penuh kekeluargaan.
Diskusi selama sekitar dua jam itu membahas kebijakan pemblokiran rekening dormant atau pasif yang dilakukan PPATK terhadap sejumlah rekening.
"Kedatangan PPATK ke MUI untuk menginformasikan seputar kebijakan pemblokiran rekening dormant yang sempat dilakukan beberapa waktu lalu, demi melindungi rekening nasabah agar tidak disalahgunakan atau membuka celah pencucian uang dan kejahatan lain yang merugikan masyarakat maupun perekonomian Indonesia secara umum," ujar Amirsyah, dikutip dari laman resmi MUI.
Pertemuan juga membahas kabar pemblokiran rekening dormant milik salah satu yayasan yang dipimpin Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah KH Cholil Nafis.
Menurut Cholil Nafis, rekening tersebut kini telah aktif kembali.
PPATK menjelaskan bahwa rekening tersebut sebelumnya berstatus inactive oleh bank karena tidak aktif lebih dari enam bulan, sehingga memenuhi kriteria rekening dormant bank.
"Status tersebut bukan akibat kebijakan pemblokiran PPATK," tegas PPATK.
MUI mengapresiasi langkah PPATK yang melakukan tabayyun atau klarifikasi atas persoalan ini.
Menurut MUI, tabayyun yang dilakukan siapapun akan membawa kemaslahatan.
Amirsyah menekankan bahwa informasi yang tidak diverifikasi dapat menimbulkan kesalahpahaman.
Ia mengutip perintah Allah SWT dalam Al-Qur'an surat Al-Hujurat ayat 6, yang mengingatkan umat untuk meneliti kebenaran berita sebelum menyebarkannya agar tidak menyesal.
Amirsyah mengajak semua pihak untuk membiasakan tabayyun terhadap setiap informasi yang diterima.
Baca juga: Rekeningnya Ikut Terblokir PPATK, Ketua MUI Cholil Nafis: Kebijakan yang Tidak Bijak
Ia menegaskan, tabayyun penting untuk mencegah keburukan dan kesalahpahaman.
Wasekjen MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah KH Arif Fahruddin menyatakan MUI sebagai khadimul ummah (pelayan umat) dan shodiqul hukumah (mitra pemerintah) akan selalu mendukung kebijakan pemerintah yang membawa kemaslahatan bagi umat serta menjaga negara.
Menurut Kiai Arif, MUI akan mendukung upaya PPATK melindungi uang dan kekayaan rakyat dari praktik transaksi keuangan yang merugikan.
Ia menambahkan, MUI dalam perannya sebagai pelayan umat mendorong adanya tabayyun dalam setiap persoalan.
Arif menegaskan MUI siap menjadi jembatan komunikasi untuk memfasilitasi dan mengoordinasikan persoalan agar tidak terjadi kesalahpahaman.
"Insya Allah MUI akan menjadi jembatan terbaik bagi semua pihak untuk kebaikan bersama," ujarnya.
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!