KOMPAS.com – Mandi wajib setelah selesai haid merupakan salah satu kewajiban yang harus dilakukan bagi wanita yang baligh atau sudah mengalami menstruasi.
Keluarnya haid menjadikan seorang wanita berhadas besar atau tidak suci. Makanya wanita yang haid tidak diwajibkan untuk sholat dan melakukan berbagai amalan yang membutuhkan seseorang dalam kondisi suci.
Baca juga: Tata Cara Mandi Wajib Setelah Berhubungan Suami Istri
Perintah untuk melaksanakan mandi wajib setelah haid disampaikan Nabi Muhammad SAW dalam hadits berikut:
فَإِذَا أَقْبَلَتِ الْحَيْضَةُ فَدَعِى الصَّلاَةَ وَإِذَا أَدْبَرَتْ فَاغْسِلِى عَنْكِ الدَّمَ وَصَلِّى
Artinya: “Apabila kamu datang haid hendaklah kamu meninggalkan sholat. Apabila darah haidh berhenti, hendaklah kamu mandi dan mendirikan shalat.” (H.R. Bukhari dan Muslim).
Niat mandi wajib setelah haid bisa mengikuti niat mandi wajib secara umum, yaitu:
Arab:
نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ اْلحَدَثِ اْلأَكْبَرِ فَرْضًا لِلهِ تَعَالَى
Latin:
Nawaitul ghusla liraf'il hadatsil akbari fardhal lillahi ta’aala.
Artinya:
Aku niat mandi untuk menghilangkan hadats besar, fardhu karena Allah Ta'ala.
Baca juga: Tata Cara Mandi Wajib Setelah Keluar Mani
Atau niat khusus mandi wajib setelah haid:
Arab:
نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ حَدَثِ اْلحيضِ فَرْضًا لِلهِ تَعَالَى
Latin:
Nawaitul ghusla liraf’il hadatsil haidhi fardhal lillahi ta’aala.
Artinya:
Aku niat mandi untuk menghilangkan hadats haid, fardhu karena Allah Ta'ala.
Tata cara mandi wajib setelah haid dijelaskan Nabi Muhammad SAW dalam haditsnya:
أَنَّ أَسْمَاءَ سَأَلَتِ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- عَنْ غُسْلِ الْمَحِيضِ فَقَالَ « تَأْخُذُ إِحْدَاكُنَّ مَاءَهَا وَسِدْرَتَهَا فَتَطَهَّرُ فَتُحْسِنُ الطُّهُورَ ثُمَّ تَصُبُّ عَلَى رَأْسِهَا فَتَدْلُكُهُ دَلْكًا شَدِيدًا حَتَّى تَبْلُغَ شُئُونَ رَأْسِهَا ثُمَّ تَصُبُّ عَلَيْهَا الْمَاءَ. ثُمَّ تَأْخُذُ فِرْصَةً مُمَسَّكَةً فَتَطَهَّرُ بِهَا ». فَقَالَتْ أَسْمَاءُ وَكَيْفَ تَطَهَّرُ بِهَا فَقَالَ « سُبْحَانَ اللَّهِ تَطَهَّرِينَ بِهَا ». فَقَالَتْ عَائِشَةُ كَأَنَّهَا تُخْفِى ذَلِكَ تَتَبَّعِينَ أَثَرَ الدَّمِ. وَسَأَلَتْهُ عَنْ غُسْلِ الْجَنَابَةِ فَقَالَ « تَأْخُذُ مَاءً فَتَطَهَّرُ فَتُحْسِنُ الطُّهُورَ – أَوْ تُبْلِغُ الطُّهُورَ – ثُمَّ تَصُبُّ عَلَى رَأْسِهَا فَتَدْلُكُهُ حَتَّى تَبْلُغَ شُئُونَ رَأْسِهَا ثُمَّ تُفِيضُ عَلَيْهَا الْمَاءَ »
Artinya: “Salah seorang di antara kalian (wanita) mengambil air dan sidrah (daun pohon bidara, boleh dengan sabun atau semacamnya) kemudian dia bersuci dan membaguskan bersucinya, kemudian dia menuangkan air di atas kepalanya lalu menggosok-gosokkannya dengan kuat sehingga air sampai pada kulit kepalanya, kemudian dia menyiramkan air ke seluruh badannya, lalu mengambil sepotong kain atau kapas yang diberi minyak wangi kasturi, kemudian dia bersuci dengannya. Maka Asma’ berkata: “Bagaimana aku bersuci dengannya?” Beliau bersabda: “Maha Suci Allah” maka ‘Aisyah berkata kepada Asma’: “Engkau mengikuti (mengusap) bekas darah (dengan kain/kapas itu).” (H.R. Muslim).
Baca juga: Panduan Mandi Wajib: Niat, Rukun, dan Cara Lengkap agar Sah Menurut Islam
Secara lebih detail, urutan mandi wajib setelah keluar haid adalah sebagai berikut:
1. Mencuci tangan sebanyak tiga kali
2. Membersihkan kemaluan dan kotoran lain yang ada dengan tangan kiri
3. Mencuci tangan setelah membersihkan kemaluan dan kotoran lain dengan sabun
4. Berwudhu dengan sempurna seperti halnya wudhu untuk sholat
5. Mengguyur air ke kepala sebanyak tiga kali hingga pangkal rambut disertai dengan membaca niat saat awal mengguyurkan air
6. Mengguyur seluruh badan dimulai dari sebelah kanan sebanyak tiga kali dilanjutkan sebelah kiri tiga kali
7. Setelah selesai, mengambil kapas atau kain, diberi minyak wangi kemudian diusapkan di bekas darah keluar (kemaluan wanita).
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini