Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Mengatasi Gelisah Menurut Islam agar Hati Tenang dan Pikiran Damai

Kompas.com, 25 Oktober 2025, 22:15 WIB
Khairina

Editor

Sumber Baznas

KOMPAS.com-Rasa gelisah adalah bagian dari pengalaman manusia yang tidak bisa dihindari. Hati terasa resah, pikiran kalut, dan tubuh menjadi lemah karena beban yang menghantui.

Dalam Islam, kegelisahan dipandang bukan sekadar gangguan emosional, melainkan ujian yang mengingatkan seorang hamba agar kembali mendekat kepada Allah SWT.

Memahami cara mengatasi gelisah menurut Islam menjadi penting agar setiap muslim dapat menghadapi cobaan hidup dengan keteguhan hati.

Islam telah memberikan tuntunan lengkap melalui doa, zikir, dan ibadah yang mampu menenangkan jiwa, diantaranya seperti yang dikutip dari laman Baznas ini:

Baca juga: 5 Dampak Buruk Makanan dan Harta Haram Menurut Islam, dari Doa Terhalang hingga Hilang Berkah

Makna Gelisah dalam Islam dan Pentingnya Menemukan Ketenangan

Rasa gelisah sering muncul karena manusia terlalu fokus pada urusan duniawi—pekerjaan, keluarga, hingga masa depan. Jika dibiarkan, perasaan ini dapat berkembang menjadi stres dan memengaruhi kesehatan fisik.

Dalam Alquran, Allah SWT berfirman:

الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَطْمَىِٕنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللّٰهِۗ اَلَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَىِٕنُّ الْقُلُوْبُۗ ۝٢٨
alladzîna âmanû wa tathma'innu qulûbuhum bidzikrillâh, alâ bidzikrillâhi tathma'innul-qulûb
(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, bahwa hanya dengan mengingat Allah hati akan selalu tenteram.

Ayat tersebut menegaskan bahwa ketenangan sejati hanya bisa diperoleh melalui dzikrullah, yakni mengingat Allah.

Maka, cara mengatasi gelisah menurut Islam adalah dengan menjadikan Allah sebagai tempat bersandar dan menyerahkan segala urusan kepada-Nya.

Mengetahui cara mengatasi gelisah juga penting agar seorang muslim tidak mencari pelarian pada hal-hal yang keliru, seperti hiburan berlebihan atau perbuatan haram. Hanya dengan mendekat kepada Allah, hati bisa merasakan kedamaian yang sesungguhnya.

Baca juga: Doa Nabi Sulaiman untuk Mengusir Semut di Rumah, Lengkap dengan Bacaan Arab dan Artinya

Doa: Jalan Utama untuk Menenangkan Hati yang Gelisah

Dalam Islam, doa adalah senjata utama seorang mukmin. Saat hati gelisah, doa menjadi cara paling efektif untuk menenangkan jiwa dan memperkuat hubungan dengan Allah SWT. Rasulullah SAW mengajarkan doa berikut ketika menghadapi kecemasan:

“Allahumma inni a‘udzu bika minal-hammi wal-hazan, wal-‘ajzi wal-kasal, wal-bukhli wal-jubn, wa dhala‘id-dayni wa ghalabatir-rijal.”

Artinya: “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari rasa gelisah dan sedih, dari kelemahan dan kemalasan, dari sifat kikir dan penakut, serta dari lilitan utang dan tekanan manusia.” (HR. Abu Dawud)

Doa bukan hanya permohonan, tetapi bentuk penyerahan diri. Saat berdoa, seorang muslim mengakui kelemahannya dan percaya bahwa hanya Allah yang mampu memberikan ketenangan.

Selain doa dari Rasulullah SAW, umat Islam juga dianjurkan untuk berdoa dengan bahasa sendiri. Doa yang tulus dari hati mampu mengetuk pintu rahmat Allah dan meluruhkan kegelisahan yang mengganggu batin.

Baca juga: Doa agar Amal Ibadah Diterima Allah SWT lengkap dengan Terjemahannya

Zikir: Amalan Penenang Jiwa Menurut Islam

Zikir adalah amalan yang menenangkan hati dengan cara mengingat Allah melalui ucapan, perenungan, dan tindakan.

Membaca kalimat Subhanallah, Alhamdulillah, Allahu Akbar, dan La ilaha illallah adalah bentuk zikir yang sederhana namun penuh makna.

Rasulullah SAW bersabda:

“Perumpamaan orang yang mengingat Tuhannya dengan yang tidak mengingat-Nya adalah seperti orang hidup dan orang mati.” (HR. Bukhari)

Hadis ini menggambarkan betapa pentingnya zikir sebagai sumber kehidupan spiritual. Dengan memperbanyak zikir, hati akan selalu terhubung dengan Allah SWT.

Zikir bisa dilakukan kapan pun dan di mana pun—saat berdiri, duduk, atau berbaring. Bahkan zikir dalam hati tetap bernilai ibadah. Amalan ini membuat seorang muslim merasa tenang, kuat, dan lebih sabar dalam menghadapi setiap ujian hidup.

Sholat: Tiang Agama dan Terapi Ketenangan Jiwa

Sholat bukan hanya kewajiban, tetapi juga kebutuhan jiwa bagi setiap muslim. Saat melaksanakan sholat, seseorang berbicara langsung dengan Allah SWT, menyampaikan kegelisahan, dan memohon kekuatan.

Allah SWT berfirman:

اُتْلُ مَآ اُوْحِيَ اِلَيْكَ مِنَ الْكِتٰبِ وَاَقِمِ الصَّلٰوةَۗ اِنَّ الصَّلٰوةَ تَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَاۤءِ وَالْمُنْكَرِۗ وَلَذِكْرُ اللّٰهِ اَكْبَرُۗ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ ۝٤٥
utlu mâ ûḫiya ilaika minal-kitâbi wa aqimish-shalâh, innash-shalâta tan-hâ ‘anil-faḫsyâ'i wal-mungkar, waladzikrullâhi akbar, wallâhu ya‘lamu mâ tashna‘ûn
Bacalah (Nabi Muhammad) Kitab (Al-Qur’an) yang telah diwahyukan kepadamu dan tegakkanlah sholat. Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar. Sungguh, mengingat Allah (sholat) itu lebih besar (keutamaannya daripada ibadah yang lain). Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Sholat menghadirkan ketenangan batin karena di dalamnya terdapat doa dan zikir. Dengan menjaga sholat tepat waktu, seorang muslim belajar disiplin, sabar, dan berserah diri sepenuhnya kepada Allah SWT.

Melaksanakan sholat berjamaah di masjid juga memperkuat rasa persaudaraan dan menghadirkan energi spiritual positif. Kebersamaan dalam ibadah membantu mengikis rasa kesepian dan kecemasan.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com