KOMPAS.com - Setiap manusia tentu pernah merasakan sakit. Namun, ketika sakit yang dialami begitu berat, bahkan mendekati parah, seorang Muslim diajarkan untuk tetap berserah diri dan memohon pertolongan kepada Allah Swt.
Melalui doa, hati akan menjadi lebih tenang dan jiwa lebih kuat dalam menghadapi ujian hidup.
Dalam buku Doa-doa Harian untuk Muslimah yang ditulis Tim Quanta terbitan Bhuana Ilmu Populer Kompas Gramedia (2025), terdapat doa-doa khusus yang dapat dipanjatkan ketika sakit terasa begitu berat.
Baca juga: Doa Kesembuhan dari Rasulullah SAW, Bacaan Arab, Latin, dan Artinya
Doa ini bukan hanya permohonan kesembuhan, tetapi juga bentuk kepasrahan penuh kepada kehendak Allah Swt.
اللَّهُمَّ اِنْ كَانَ اَجْلِي قَدْ حَظَرَ فَأَرِحْنِيْ وَإِنْ كَانَ مُتَأَخِّرًا فَارْفَعْنِيْ وَإِنْ كَانَ بَلَاءً فَصَبِّرْنِيْ
Allaahumma in kaana ajlii qad hadhara fa-arihnii wa in kaana muta-akhkhiran farfa'nii wa in kaana balaa-an fashabbirnii
Artinya:
“Ya Allah, jika ajalku benar-benar datang, senangkanlah aku. Jika masih jauh, angkatlah penyakitku. Dan jika merupakan cobaan, berikanlah aku kesabaran dalam menghadapinya.” (HR. Tirmidzi)
Doa ini mengajarkan kita untuk siap dengan segala kemungkinan. Jika ajal sudah dekat, seorang hamba berharap Allah memberinya ketenangan.
Jika masih diberi umur panjang, doa ini menjadi permohonan agar penyakit diangkat.
Namun, jika sakit adalah bagian dari ujian, kita memohon diberi kesabaran yang luas.
اَنِّيْ مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَاَنْتَ اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
Anni massaniyadh dhurru wa anta arhamur raahimiin.
Artinya:
“(Tuhanku) Aku telah ditimpa penyakit, padahal Engkau Tuhan Yang Maha Penyayang dari semua yang penyayang.” (QS. Al-Anbiya: 83)
Doa ini adalah munajat Nabi Ayyub AS ketika beliau ditimpa sakit parah dalam waktu lama.
Meski diuji dengan penderitaan, beliau tetap bersabar dan tidak pernah putus harapan kepada Allah.
Doa singkat ini menjadi teladan agar setiap Muslim yang sakit parah tetap berprasangka baik kepada Allah, Dzat Yang Maha Penyayang.
Kedua doa di atas mengandung pesan bahwa sakit, seberat apapun, adalah bagian dari kasih sayang Allah. Terkadang sakit menjadi cara Allah menggugurkan dosa, menaikkan derajat, atau melatih kesabaran hamba-Nya.
Dengan berdoa, seorang Muslim tidak hanya meminta kesembuhan fisik, tetapi juga memohon kekuatan hati. Sebab, ketenangan jiwa sering kali menjadi kunci utama dalam menghadapi penyakit yang berat.
Sakit parah adalah ujian, tetapi bukan akhir dari segalanya. Melalui doa-doa yang diajarkan Rasulullah saw. dan kisah Nabi Ayyub AS, seorang Muslim dapat menemukan ketenangan dan kekuatan.
Baca juga: Doa Nabi Ayub AS saat Sakit, Teladan Kesabaran Hadapi Ujian Hidup
Semoga doa-doa tersebut bisa menjadi penguat bagi siapa saja yang tengah diuji dengan sakit, serta mengingatkan kita semua bahwa setiap rasa sakit adalah bagian dari kasih sayang Allah yang mendidik hamba-Nya.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini